Tak Sengaja Rekam Presiden Ngompol, 6 Jurnalis Sudan Selatan Ditangkap
Kompas dunia | 7 Januari 2023, 20:32 WIBJUBA, KOMPAS.TV - Enam jurnalis di Sudan Selatan dilaporkan telah ditangkap aparat keamanan usai tak sengaja merekam Presiden Salva Kiir mengompol ketika hadir di suatu acara resmi. Rekaman sang presiden mengompol itu viral di media sosial dan memicu kontroversi.
Melansir The Guardian, Jumat (6/1/2023), ketika menghadiri acara resmi bulan lalu, Kiir mengompol ketika berdiri saat lagu nasional Sudan Selatan dikumandangkan. Saat itu, celana Kiir tiba-tiba dibasahi cairan dan genangan timbul di tempatnya berpijak.
Kamera televisi yang merekam acara ini pun segera mengalihkan sorotan ketika kru menyadari apa yang terjadi. Namun, kejadian presiden 71 tahun itu kadung terekam dan diduga bocor hingga ke media sosial.
Baca Juga: Sedikitnya 220 Orang Tewas dalam Bentrokan Antarsuku di Sudan
Terkait kejadian ini, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa enam jurnalis dari media pemerintah, South Sudan Broadcasting Corporation (SSBC) ditangkap aparat. Enam jurnalis itu disangka secara tak sah membocorkan rekaman.
Menyitir laporan-laporan media dan keterangan sumber anonim, CPJ menyebut jurnalis yang ditahan itu adalah direktur ruang kontrol, Joval Tombe; operator kamera sekaligus teknisi, Victor Lado dan Mustafa Osman; operator kamera, Joseph Oliver dan Jacob Benjamin; serta teknisi ruang kontrol, Cherbek Ruben.
Perwakilan CPJ di Afrika Sub-Sahara, Muthoki Muko menyebut penangkapan itu suatu "pola aparat keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang ketika pemerintah menganggap suatu liputan tidak menyenangkan."
"Pemerintah harus segera membebaskan enam karyawan SSBC ini tanpa syarat dan memastikan mereka bisa bekerja tanpa intimidasi lebih lanjut atau ancaman penangkapan," kata Mumo.
Sebelumnya, kepolisian Sudan Selatan dilaporkan mencari jurnalis yang merekam insiden mengompolnya Kirr. SSBC sendiri mengaku tidak menyiarkan rekaman tersebut.
Viral video Presiden Sudan Selatan mengompol membuat berbagai pihak mempertanyakan kondisi kesehatannya untuk memerintah suatu negara yang diterpa konflik, kelaparan, dan krisis iklim. Di lain sisi, terjadi juga perdebatan etika mengunggah rekaman itu karena dianggap kurang empatik kepada orang tua.
Salva Kiir telah memimpin Sudan Selatan sejak merdeka pada 2011. Pemerintahannya berkonflik dalam perang saudara yang menimbulkan ratusan ribu korban jiwa.
Baca Juga: Selama 8 Bulan Pertama 2022, Perang Suku Tewaskan 380 Orang di Sudan, Ratusan Ribu Telantar
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Guardian