Ini Kata PBB soal Manfaat dan Pentingnya Jam Kerja yang Fleksibel bagi Sektor Bisnis dan Dunia Usaha
Kompas dunia | 7 Januari 2023, 06:40 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Pengaturan kerja yang fleksibel seperti selama krisis Covid-19 tidak hanya baik untuk karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan cuan perusahaan, kata laporan Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO), Jumat (6/1/2023).
Dalam laporan pertamanya yang berfokus pada keseimbangan kehidupan kerja, ILO mengevaluasi pengaruh waktu kerja, jam kerja, dan pengaturan waktu kerja terhadap kesejahteraan staf dan kinerja bisnis.
“Laporan ini menunjukkan, jika kita menerapkan beberapa pelajaran dari krisis Covid-19 dan melihat dengan sangat hati-hati struktur jam kerja, serta durasinya secara keseluruhan, kita dapat menciptakan solusi yang sama-sama menguntungkan, meningkatkan kinerja bisnis dan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan,” kata Jon Messenger, penulis utama laporan tersebut, dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan Straits Times, Jumat (6/1).
Laporan tersebut memeriksa langkah-langkah respons krisis yang digunakan pemerintah dan bisnis saat penyebaran pandemi, yang bertujuan untuk menjaga agar organisasi tetap berfungsi dan pekerja tetap bekerja.
Ditemukan bahwa proporsi pekerja yang lebih besar dengan jam kerja yang dikurangi membantu mencegah hilangnya pekerjaan.
Dan itu menentukan bahwa "implementasi telework (kerja jarak jauh) skala besar" yang diberlakukan di seluruh dunia "kemungkinan besar tidak hanya mengubah teleworking, tetapi juga sifat pekerjaan, di masa mendatang".
Langkah-langkah tanggapan terhadap pandemi Covid-19 memberikan bukti kuat, kata ILO, bahwa memberi pekerja lebih banyak fleksibilitas tentang bagaimana, di mana, dan kapan mereka bekerja dapat berdampak positif tidak hanya bagi buruh dan karyawan, tetapi juga bagi bisnis, termasuk melalui peningkatan produktivitas.
Baca Juga: Belgia Izinkan 4 Hari Kerja Per Minggu untuk Dorong Fleksibilitas, Tertarik Bekerja di Sana?
Di sisi lain, membatasi fleksibilitas akan meningkatkan biaya, termasuk karena pergantian staf yang meningkat, seperti ditemukan oleh laporan.
“Ada banyak bukti bahwa kebijakan keseimbangan kehidupan kerja memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan,” katanya.
ILO menekankan, teleworking dan pengaturan kerja fleksibel lainnya membantu mempertahankan pekerjaan sambil mendorong lebih banyak otonomi karyawan.
Namun, dikatakan peraturan, termasuk apa yang disebut kebijakan "hak untuk tidak terkoneksi", diperlukan untuk mencegah efek negatif.
Menurut laporan tersebut, tidak semua orang di dunia kerja bekerja dengan standar delapan jam sehari, atau 40 jam seminggu.
Lebih dari sepertiga secara teratur bekerja lebih dari 48 jam setiap minggu, sementara 20 persen bekerja kurang dari 35 jam per minggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Straits Times