Kisah Pangeran Harry, yang Memilih Melawan Institusi Kerajaan Inggris dan Keluarganya Sendiri
Kompas dunia | 6 Januari 2023, 09:05 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Diasingkan secara sukarela di California, Pangeran Harry membalas satu per satu masalah yang menimpanya dari keluarga. Tetapi, memoarnya yang akan datang tampaknya akan menutup peluang rekonsiliasi dan membunyikan lonceng kematian atas harapannya untuk rukun kembali dengan keluarga kerajaan Inggris.
Pangeran Harry, Duke of Sussex yang berusia 38 tahun, ingin dunia mengetahui "kebenaran" tentang masa kecilnya, yang selamanya ditandai dengan kematian ibunya, Putri Diana.
Autobiografinya yang berjudul "Spare" akan merinci penghinaannya pada tabloid Inggris dan pertengkarannya dengan saudara sekaligus pewaris takhta Pangeran William seperti dilansir France24, Kamis (5/1/2023).
William pernah melemparkan adik laki-lakinya ke lantai berturut-turut gara-gara istrinya yang berkebangsaan Amerika Serikat (AS), Meghan Markle, menurut kutipan dari autobiografi Harry yang dilaporkan oleh surat kabar The Guardian.
Dalam film dokumenter Netflix enam jam yang dirilis pada bulan Desember dan dalam dua wawancara untuk bukunya, yang keluar pada hari Selasa, dia menuduh ayahnya Raja Charles III berbohong.
Dia juga mengeklaim "pengkhianatan" oleh "perusahaan" kerajaan karena tidak melindungi dia dan Meghan, mantan aktris televisi ras campuran yang dinikahinya pada Mei 2018.
Baca Juga: Momen Pangeran Harry Kenakan Seragam Militer di Penghormatan Terakhir untuk Ratu Elizabeth II
Dia juga mengkritik kantor pers keluarga kerajaan, yang menurutnya sering menyebarkan informasi palsu tentang anggota lain untuk melindungi kerajaan tempat mereka bekerja.
Istana Buckingham belum secara resmi bereaksi terhadap pembawaan jiwa Harry, yang bertentangan dengan moto kerajaan: "Jangan pernah mengeluh. Jangan pernah membenarkan."
Tabloid-tabloid Inggris tanpa ampun melontarkan kritik mereka terhadap keluarga kerajaan yang terasing itu, dan 59 persen warga Inggris kini memiliki opini negatif terhadap putra bungsu Charles itu.
Namun, untuk waktu yang lama, pangeran dengan rambut merah menyala itu adalah salah satu bangsawan paling populer. Sifat pemberontaknya membuatnya disayangi oleh bangsa.
Henry Charles Albert David lahir pada 15 September 1984, dua tahun setelah kakaknya. Dia kemudian berada di urutan ketiga dalam urutan suksesi takhta kerajaan Inggris.
Pada tahun 1997, gambar pangeran berusia 12 tahun berjalan dengan wajah berbatu di belakang peti mati ibunya, dengan kepala tertunduk, berkeliling dunia.
Baca Juga: Fakta dan Angka Seputar Pemakaman Akbar Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris, Menakjubkan
Tahun-tahun yang sulit
Tahun berikutnya, dia membuat skandal dengan berdandan seperti seorang Nazi di sebuah pesta kostum.
Dia lulus ujian akhir sekolah elitenya di Eton College, meskipun dengan rumor uluran tangan, dan menghabiskan tahun cuti panjang di Australia dan Afrika, merawat anak yatim piatu di Lesotho, di mana dia mendirikan badan amal untuk mengenang ibunya.
Penggemar rugby dan polo setinggi 1,86 meter yang atletis ini kemudian bergabung dengan Akademi Militer Kerajaan yang bergengsi di Sandhurst pada tahun 2005.
Karier militernya berlangsung selama 10 tahun, termasuk dua penempatan ke Afghanistan, pada 2007-2008 selama 10 minggu, kemudian sebagai pilot helikopter dari September 2012 hingga Januari 2013. Ia mengundurkan diri pada 2015.
Harry membuat kompetisi internasional untuk prajurit yang terluka, Invictus Games, yang edisi pertamanya diadakan pada tahun 2014 di London.
Tetapi, selama ini dia masih berjuang untuk berdamai dengan kematian ibunya.
"Mematikan semua emosi saya selama 20 tahun terakhir memiliki efek yang cukup serius tidak hanya pada kehidupan pribadi saya, tetapi juga pekerjaan saya," katanya kepada The Daily Telegraph pada 2017.
Baca Juga: Sejarah Pemakaman Kerajaan Inggris dari Raja Edward VII, Lady Diana, hingga Ratu Elizabeth II
Terapi
Dengan dukungan saudaranya, dia akhirnya mendapat bantuan.
Dia mengungkapkan dalam seri 2021 tentang kesehatan mental, diproduksi bersama dengan pembawa acara obrolan AS Oprah Winfrey, bahwa dia telah menjalani terapi selama empat tahun.
Periode itu mencakup pertunangannya dengan Meghan Markle pada 2017, pernikahan mereka pada 2018, dan kelahiran putra mereka Archie pada 2019 dan putrinya Lilibet pada 2021.
Romansa pasangan ini seolah menjadi kisah cinta dongeng yang bisa meremajakan keluarga kerajaan.
Tetapi hubungan memburuk begitu parah sehingga pasangan itu meninggalkan Inggris dan tugas kerajaan garis depan pada tahun 2020, dan akhirnya menetap di California.
Sejak itu, komunikasi antara Harry, ayahnya, dan saudara laki-lakinya sebagian besar terputus.
Baca Juga: Rilis Buku Memoar, Pangeran Harry akan Blak-blakan Soal Kisah Hidupnya di Lingkungan Kerajaan
"Mereka sama sekali tidak menunjukkan keinginan untuk berdamai. Saya ingin ayah saya kembali. Saya ingin saudara laki-laki saya kembali," kata Harry dalam satu wawancara promosi TV untuk memoarnya.
Di AS, dia dan Meghan mendirikan "Archewell", sebuah perusahaan produksi dan yayasan filantropis yang mempromosikan "kasih sayang".
Mereka telah menerima beberapa juta dolar untuk seri dokumenter mereka dan dikatakan memiliki tiga buku yang tengah dalam proses penggarapan setelah "Spare", yang akan diterjemahkan ke dalam 16 bahasa.
Mereka tinggal di rumah mewah di Montecito, di mana tetangga mereka termasuk Gwyneth Paltrow, Rob Lowe, George Lucas, dan Oprah Winfrey.
Meskipun Harry mengaku merindukan "pertemuan keluarga yang aneh" dan Inggris, dia bersikeras dalam wawancara promosinya dengan CBS bahwa dia tidak akan pernah bekerja untuk keluarga kerajaan Inggris lagi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/France24