Kisah Amanda Todd, Remaja Putri yang Gantung Diri usai Foto Telanjang Dadanya Tersebar di Internet
Kompas dunia | 4 Januari 2023, 06:30 WIBDISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
JAKARTA, KOMPAS.TV- Amanda Todd adalah gadis ceria berusia 12 tahun. Banyak teman, banyak bergaul. Layaknya anak-anak lain seusianya, perempuan kelahiran 27 November 1996 itu senang menghabiskan waktu bersama teman sebaya.
Bukan cuma di dunia nyata saja, Amanda banyak menghabiskan waktu bergaul di dunia maya. Hal yang lumrah dilakukan anak-anak yang hidup di generasi digital.
Mulai dari media sosial seperti Facebook, Amanda mendapatkan banyak kenalan. Maklum, sifatnya mudah bergaul dan ramah. Perbincangan di media sosial seperti chatting dan video-calling lazim dilakukan.
Hingga suatu ketika, sebuah kesalahan sepele dia lakukan. Dikutip dari Intisari.Grid.id, April 2018, cerita berawal ketika dia mendapatkan teman seorang pria di media sosial, sebut saja namanya Mr X. Obrolan yang intens antara Amanda dan Mr X mulai terbangun secara intim.
Karena kepiawaiannya bermain kata, Mr X berhasil membujuk Amanda untuk melakukan video-chat. Wajah cantik gadis lugu ini bisa dilihat oleh Mr X.
Baca Juga: Memilukan, Tingkat Bunuh Diri Remaja Korea Selatan Melonjak di Tahun 2021
Sampai suatu malam, Amanda melakukan hal yang dampaknya sangat fatal bagi hidupnya. Dalam obrolan kali itu, Mr X mulai mulai membujuk Amanda untuk membuka kaos, memperlihatkan bagian tubuh vitalnya.
Entah bagaimana, Amanda mengikuti bujukan kawan barunya itu, meski hanya beberapa detik saja. Dia membuka bagian dadanya, meski kemudian dia segera menyadari kebodohannya dan menutup kaosnya.
Tetapi bagi Mr X, hal ini dijadikan kesempatan untuk kembali menghubungi Amanda dan meminta sang gadis untuk melakukan adegan vulgar lagi. Jika tidak, maka foto Amanda yang telanjang dada akan segera disebar. Sontak, hal ini membuat Amanda stres dan takut. Namun, dia masih bisa menolak permintaan gila teman yang tak jelas asal-usulnya itu.
Tetapi Mr X sudah tahu alamat rumah, pertemananan, dan orang tua Amanda. Tak bisa mengelak, foto tak senonoh itu segera tersebar, hingga suatu malam polisi mendatangi rumahnya untuk meminta keterangan dari kedua orang tuanya. Hidup Amanda mulai remuk.
Akhirnya kedua orang tua Amanda memindahkan sekolahnya, semata agar teman-temannya tak mencibir dan melakukan perundungan, yang kasarnya sudah sangat keterlaluan. Amanda mulai kehilangan teman-temannya. Beberapa kali dia berusaha untuk mengakhiri hidup dengan memotong urat nadi, namun berhasil diselamatkan.
Orang tuanya pun kembali memindahkan sekolah. Di tempat baru, Amanda mulai berkenalan dengan seorang lelaki yang usianya lebih tua. Dia seolah merasa ada kawan untuk curhat. Pada suatu hari, teman baru yang sudah punya pacar itu mengajak Amanda datang ke rumahnya. Lagi-lagi sebuah tindakan ceroboh dilakukan. Dia berhubungan badan dengan kawan lelakinya itu, meski usianya baru menginjak 13 tahun.
Seminggu kemudian, Amanda mendapatkan pesan singkat dari kekasih pria itu, yang isinya caci maki.
Bukan itu saja, di hadapan sekitar 50 teman sekolah barunya, kekasih sang pria bersama 15 teman – termasuk pria yang meniduri Amanda — mencaci-maki Amanda. “Lihatlah! Tidak ada yang menyukaimu di dunia ini!” cemooh mereka.
Beberapa orang juga mendorongnya sampai terjatuh, bahkan meninjunya. Ada beberapa orang yang merekam kejadian itu dengan telepon gengamnya.
Amanda hanya bisa menangis. Sampai akhirnya beberapa guru dan ayah Amanda datang dan membawanya pulang.
Kekalutan Amanda sudah sampai pada puncaknya. “Aku sangat ingin mati,” kata Amanda dalam catatannya. Sesampai di rumah, Amanda menenggak cairan pemutih pakaian (bleach).
Orang tua Amanda menemukan putrinya dalam keadaan sekarat dan langsung melarikannya ke rumah sakit. Beruntung, nyawanya tertolong.
Namun, Amanda kembali tidak menemukan satu pun alasan untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan keputusannya untuk mengakhiri hidup dengan meminum cairan pemutih pun menjadi olok-olok di dunia maya.
Muka Amanda dengan botol pemutih tersebar di mana-mana, dengan kata-kata ejekan yang menyakitkan. Di Facebook-nya pun banyak olok-olok, bahkan menyarankan Amanda untuk meminum cairan pemutih pakaian jenis lain supaya “berhasil” bunuh diri.
Baca Juga: Stephen tWitch Boss Meninggal Dunia, Dikonfirmasi Bunuh Diri di Kamar Motel
Perundungan itu terjadi selama berbulan-bulan, cacian demi cacian tak pernah berkurang. Bahkan semakin menyakitkan hingga dibuat tertawaan. Gadis 13 tahun mana yang mampu menyandang beban malu sebesar itu?
Pada 7 September 2012, Amanda memutuskan untuk menceritakan kepada dunia apa yang rasakan.
Ia membuat video diri. Di video hitam-putih berjudul “Amanda Todd's Story: Struggling, Bullying, Suicide, Self Harm” yang berdurasi sekitar 9 menit ini, Amanda bercerita tentang kisah pilu hidupnya melalui tulisan di atas lembaran kartu berukuran sekitar 15x10 cm.
Sayang, dukungan moral kepada Amanda tidak mampu membendung perundungan yang semakin hari justru makin hebat. Akhirnya, pada hari Rabu, 10 Oktober 2012, beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-16, ia kembali memutuskan untuk bunuh diri. Kali ini tak tertolong, jasadnya ditemukan tergantung di kamarnya, Port Coquitlam, Kanada.
Kontak Bantuan:
Seburuk apa pun masalah yang dihadapi, tindakan bunuh diri bukanlah solusi yang baik. Jika Anda mengalami masa sulit, stres atau hampa dalam hidup seperti depresi, atau jika Anda memiliki keluarga atau kenalan yang mengalami kesulitan tersebut, segera hubungi hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293).
Layanan konseling juga bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/intisari