Kim Jong Un Perintahkan Peningkatan Produksi Senjata Nuklir Taktis dan Rudal Antarbenua
Kompas dunia | 1 Januari 2023, 20:01 WIBSEOUL, KOMPAS.TV — Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Minggu (1/1/2023), memerintahkan peningkatan produksi senjata nuklir, berupa perluasan "eksponensial" senjata nuklir taktis dan rudal balistik antarbenua yang lebih kuat.
Demikian dilaporkan media pemerintah Korea Utara, KCNA, Minggu.
Kim Jong-un menyatakan hal tersebut saat negaranya memulai tahun 2023 dengan peluncuran senjata lain menyusul rekor jumlah kegiatan pengujian tahun lalu.
Langkah Kim sejalan dengan arah program nuklirnya secara luas, setelah berulang kali bersumpah meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataannya untuk mengatasi apa yang dia sebut sebagai permusuhan AS.
Beberapa ahli mengatakan dorongan Kim untuk memproduksi lebih banyak senjata nuklir dan lainnya menandakan niatnya untuk melanjutkan uji coba senjata dan pada akhirnya memperkuat kekuatan negosiasinya di masa depan dan memenangi konsesi yang lebih besar.
"Mereka sekarang tertarik untuk mengisolasi dan mencekik (Korea Utara), belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia," kata Kim pada pertemuan penting partai berkuasa yang baru saja berakhir, menurut KCNA.
"Situasi yang berlaku membutuhkan upaya berlipat ganda untuk memperkuat otot militer."
Selama pertemuan enam hari yang dimaksudkan untuk menentukan tujuan baru negara, Kim menyerukan "peningkatan eksponensial persenjataan nuklir negara" dengan memproduksi massal senjata nuklir taktis medan perang yang menargetkan Korea Selatan.
Dia juga mempresentasikan tugas untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru dengan kemampuan "serangan balik nuklir cepat", yaitu senjata yang dia butuhkan untuk menyerang daratan Amerika Serikat.
Dia mengatakan satelit pengintaian militer pertama Korea Utara akan diluncurkan "sedini mungkin," seperti dilansir KCNA.
Baca Juga: Keki Drone Korea Utara Melenggang Masuk, Korea Selatan Anggarkan Rp 7 triliun Senjata Anti Drone
"Komentar Kim dari rapat partai terlihat seperti daftar resolusi Tahun Baru yang ambisius, tetapi mungkin dapat dicapai," kata Soo Kim, seorang analis keamanan di RAND Corporation yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS).
"Ini ambisius karena Kim secara sadar memilih untuk menjelaskan apa yang ingin dia capai saat kita memasuki tahun 2023, tetapi itu juga menunjukkan kepercayaan diri Kim."
Bulan lalu, Korea Utara mengeklaim telah melakukan tes kunci yang diperlukan untuk pengembangan senjata strategis baru, yang kemungkinan merujuk pada ICBM berbahan bakar padat, dan satelit mata-mata.
Identifikasi Kim terhadap Korea Selatan sebagai musuh dan penyebutan kebijakan AS dan Korea Selatan yang bermusuhan adalah "dalih yang dapat diandalkan bagi rezim untuk memproduksi lebih banyak rudal dan senjata untuk memperkuat posisi negosiasi Kim dan mengkonkretkan status Korea Utara sebagai kekuatan senjata nuklir," kata Soo Kim.
Pada Minggu (31/12/2022) malam, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menegaskan kembali peringatan bahwa setiap upaya untuk menggunakan senjata nuklir oleh Korea Utara "akan mengarah pada berakhirnya pemerintahan Kim Jong Un."
Militer AS sebelumnya telah membuat peringatan serupa.
"Tahun baru telah dimulai tetapi situasi keamanan kami masih sangat buruk," kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kepada para perwira tinggi militer dalam konferensi video.
"Militer kita harus dengan tegas menghukum setiap provokasi oleh musuh dengan tekad kuat bahwa kita berani mengambil risiko berperang."
Diplomat senior Korea Selatan, AS, dan Jepang berbicara melalui telepon dan setuju bahwa provokasi oleh Korea Utara hanya akan memperdalam isolasi internasionalnya dan mendorong kerja sama keamanan trilateral.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press