Paus Fransiskus akan Pimpin Pemakaman Paus Benediktus XVI
Kompas dunia | 1 Januari 2023, 03:05 WIB“Seperti yang diinginkan Paus Emeritus, pemakamannya akan sederhana,” kata Bruni kepada wartawan.
Fransiskus meminta umat Katolik dunia untuk mendoakannya. Fransiskus juga mengunjungi Biara Mater Ecclesiae, di dalam taman Vatikan yang menjadi rumah Benediktus ketika dia pensiun.
Baca Juga: Paus Ungkap Ketidakadilan Perang pada Malam Natal, Tak Sebut Ukraina Secara Langsung
Bruni mengatakan Paus Benediktus XVI pada hari yang sama menerima "pengurapan orang sakit", atau "ritual terakhir" seperti yang sering disebut, sebuah tradisi Katolik di mana jiwa seseorang dibersihkan dari dosa sebagai persiapan untuk kehidupan setelah kematian.
Itu dilakukan di akhir misa di rumahnya, di hadapan Memores Domini, empat wanita awam yang mirip biarawati, yang tinggal bersamanya.
Jenazah paus asal Jerman yang bernama lahir Joseph Ratzinger, akan disemayamkan mulai hari Senin sehingga umat Katolik dapat memberikan penghormatan.
Pada tahun 2005, jenazah Yohanes Paulus II, paus terakhir yang wafat, juga disemayamkan di hadapan misa pemakaman di Lapangan Santo Petrus yang dipimpin oleh Ratzinger, yang saat itu adalah seorang kardinal senior.
Diperkirakan satu juta orang hadir, bersama para kepala negara dari seluruh dunia.
Baca Juga: Keuskupan Agung Jakarta Bakal Adakan Misa Khusus untuk Paus Benediktus XVI
‘Cincin Nelayan’
Belum jelas kepala negara mana yang akan menghadiri pemakaman Benediktus.
Pada tahun 2020, laporan media mengatakan Benediktus memilih untuk dimakamkan di bekas makam Yohanes Paulus II, di ruang bawah tanah St Peter.
Jenazah paus asal Polandia itu dipindahkan ke bagian atas basilika ketika dia dibeatifikasi pada tahun 2011. Dia dikukuhkan sebagai santo tahun 2014.
Benediktus, seorang intelektual konservatif, tidak sepopuler Yohanes Paulus II, yang menjadi paus antara tahun 1978 dan 2005, tetapi pemakamannya kemungkinan masih akan menarik banyak orang dan pejabat.
Secara tradisional, ketika seorang paus meninggal, "Cincin Nelayan"-nya, yakni cincin meterai yang dibuat khusus untuk setiap paus baru yang pernah digunakan untuk menyegel dokumen, juga dihancurkan.
Ketika Benedict meninggalkan kantornya, wajah cincinnya diukir dengan "X" agar tidak dapat digunakan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times