> >

Mengenang Pele, Pemain Terbaik Lapangan Hijau yang Sesungguhnya

Kompas dunia | 30 Desember 2022, 05:02 WIB
Pele dalam perayaan kemenangan Brasil atas Italia dalam Piala Dunia Meksiko, 21 Juni 1970. (Sumber: The Associated Press.)

SAO PAOLO, KOMPAS.TV – Pele, sang raja sepakbola asal Brasil telah menghembuskan napas terakhirnya di Sao Paolo, Brasil, Kamis (29/12/2022) dalam usia 82 tahun.

Sepanjang hidupnya yang fantastis, dia telah membawa Brasil menjadi kampiun Piala Dunia sebanyak tiga kali, yang sulit disamai oleh pemain sepakbola manapun hingga saat ini.

Setelah pensiun sebagai pemain sepakbola, dia tercatat pernah aktif sebagai politisi dan diangkat sebagai Duta Besar UNESCO.  

Tidak hanya piawai mengolah si kulit bundar, Pele dikenal dengan permainannya yang cantik. Keanggunan dan gerakannya yang atletis membuat para pemain dan penggemar sepakbola terpaku.

Dia dapat mengkombinasikan gaya cepat dan cair, yang merevolusi olahraga. Pele juga memadukan antara sepak bola dan tarian Samba, yang menggambarkan keanggunan negaranya di lapangan hijau.

Pemain yang dijuluki "The King" ini lahir dengan nama Edson Arantes do Nascimento, di kota kecil Tres Coracoes di pedalaman negara bagian Minas Gerais pada tanggal 23 Oktober 1940.

Bakat Pele mulai menarik perhatian saat dia berusia 11 tahun, dan pemain profesional lokal membawanya ke tim muda Santos. Tak butuh waktu lama baginya untuk masuk ke skuat senior Brasil.

Meskipun ketika itu masih sangat muda dan bertubuh tidak terlalu tinggi, dia mampu mencetak gol melawan pria dewasa, sama mudahnya seperti mencetak gol ketika melawan anak-anak.

Dia kemudian memulai debutnya dengan klub Brasil pada usia 16 tahun pada tahun 1956. Dari klub ini, dia mulai mendapatkan pengakuan dunia.

Baca Juga: Riwayat Penyakit Pele sebelum Meninggal Dunia, Infeksi Saluran Kemih hingga Kanker Usus Besar

Pele terpilih menjadi salah satu pemain dalam timnas Brasil dalam Piala Dunia 1958 hanya sebagai cadangan, tetapi dia mempu menjadi pemain kunci bagi Brasil untuk membawa gelar juara.

Gol pertamanya bahkan terpilih sebagai salah satu gol terbaik dalam sejarah Piala Dunia. Ketika itu dia menjentikkan bola melewati kepala bek dan berlari mengelilinginya untuk melakukan tendangan voli.

Dalam Piala Dunia tahun 1958 di Swedia, Pele baru berusia 17 tahun, namun mampu membawa negaranya hingga ke laga final. Hingga saat ini, dia adalah pemain termuda yang pernah berlaga di final Piala Dunia.

Dalam final Piala Dunia tersebut, Brasil berhadapan dengan tuan rumah Swedia. Pele berhasil mencetak dua gol, dan akhirnya Brasil memenangkan pertandingan dengan skor 5-2.

Pada Piala Dunia 1962, Pele hanya dapat bermain dalam dua pertandingan karena cedera yang dialaminya. Meskipun demikian, Brasil kembali berhasil mempertahankan gelar juara dunia. 

Piala Dunia 1966 di Inggris dimenangkan oleh negara tuan rumah dan menjadi mimpi buruk bagi Pele.

Saat itu dia sudah dianggap sebagai pemain top dunia, namun Brasil tersingkir di babak penyisihan grup.

Pele sangat marah dan kecewa, kemudian sempat bersumpah bahwa ini adalah Piala Dunia terakhirnya.

Namun ternyata dia berubah pikiran dan kembali bangkit di gelaran Piala Dunia selanjutnya. Pada Piala Dunia 1970 di Meksiko, Pele mencetak gol pembuka di final melawan Italia.

Pertandingan ini merupakan Piala Dunia terakhir bagi Pele dan dia menuntaskannya dengan gemilang. Pele menjadi simbol kemenangan dan akhirnya Brasil menjuarai Piala Dunia dengan skor 4-1 atas Italia.

Seperti dikutip dari The Associated Press, secara keseluruhan, Pele memainkan 114 pertandingan bersama timnas Brasil, mencetak rekor 95 gol, termasuk 77 di pertandingan resmi.

Pele mengakhiri karir sepakbola pada 1 Oktober 1977, dalam sebuah pertandingan antara Cosmos dan Santos di hadapan penonton di New Jersey yang berjumlah sekitar 77.000 orang. Dia memainkan setengah pertandingan dengan masing-masing klub. 

Baca Juga: Legenda Sepak Bola Brasil Pele Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun

Meskipun telah pensiun sebagai pesepakbola, sosok Pele selalu diingat dengan jersey kuning cerah bernomor punggung 10. Selain itu, Pele juga diingat dengan selebrasi golnya yang khas.

Dia kerap melompat dengan gaya tangan terkepal yang didororong hingga ke atas kepala untuk merayakan gol yang dicetaknya.

Setelah pensiun dari sepakbola, Pele melanjutkan hidupnya sebagai seorang politisi, pengusaha kaya, hingga menjadi pemeran dalam film, sinetron, dan bahkan membuat lagu dan merekam CD musik Brasil yang populer.

Dia juga pernah diangkat sebagai duta besar untuk UNESCO.

Nama besar Pele

Nama besar Pele tidak hanya dirasakan di dunia olahraga, namun bahkan mampu mempengaruhi suasana politik suatu negara. Alkisah pada tahun 1967, perang saudara tengah berkecamuk di Nigeria.

Namun ketika Pele akan berkunjung kesana, faksi-faksi di Nigeria setuju untuk melakukan genjatan senjata, hingga Pele dapat melakukan pertandingan eksibisi di negara tersebut.

Negara-negara adidaya pun menaruh hormat yang besar pada Pele. Pada tahun 1997, Pele dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Inggris Elizabeth II.

Ketika dia mengunjungi ibu kota Amerika Serikat (AS), Washington DC, pada tahun 1986, Presiden AS Ronald Reagan mengulurkan tangannya lebih dulu untuk berjabat tangan dengan Pele.

"Nama saya Ronald Reagan, saya presiden Amerika Serikat," ujar Ronald Reagan kepada Pele.

"Tapi Anda tidak perlu memperkenalkan diri karena semua orang tahu siapa Pele," tambahnya.

Pele adalah pahlawan nasional kulit hitam modern pertama di Brasil. Namun selama hidupnya, dia jarang berbicara tentang rasisme.

Para pendukung tim lawan Pele pernah mengejeknya dengan nyanyian monyet yang didengungkan di rumah dan di seluruh dunia. Namun dia mengabaikan ejekan itu.

"Dia mengatakan bahwa dia tidak akan pernah bermain jika dia harus berhenti setiap kali mendengar nyanyian itu," kata Angelica Basthi, salah satu penulis biografi Pele.

"Dia adalah kunci kebanggaan orang kulit hitam di Brasil, tetapi tidak pernah ingin menjadi pembawa bendera (bagi warga kulit hitam)," tambah Basthi seperti dikutip dari The Associated Press.

Saat kesehatannya memburuk, dia mulai jarang tampil di depan umum. Dia sering terlihat menggunakan kursi roda selama tahun-tahun terakhir hidupnya.

Dia juga absen dalam upacara peresmian patung dirinya yang mewakili tim nasional Brasil dalam Piala Dunia 1970. Pada ulang tahunnya yang ke-80, dia menghabiskan waktu bersama keluarganya di sebuah rumah pantai.

Kini Pele telah pergi untuk selamanya. Namun dia akan dikenang selamanya karena aksi di lapangan hijau, maupun di luar arena.

Pele telah menuntaskan hidup yang fantastis. Selamat jalan, Pele!
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : The Associated Press


TERBARU