Kremlin Tegaskan Upaya Perdamaian Perang di Ukraina Harus Akui 4 Wilayah yang Dianeksasi Rusia
Kompas dunia | 29 Desember 2022, 00:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Kremlin menolak 10 poin dalam rencana perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Kremlin meminta proposal mengakhiri konflik di Ukraina harus mempertimbangkan apa yang disebutnya "realitas hari ini" dari empat wilayah Ukraina yang telah bergabung dengan Rusia.
“Tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina yang tidak memperhitungkan realitas hari ini mengenai wilayah Rusia, dengan masuknya empat wilayah ke Rusia. Rencana yang tidak mempertimbangkan realitas ini tidak bisa damai,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti laporan Straits Times, Rabu (28/12/2022).
Rusia mendeklarasikan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia Ukraina sebagai bagian dari wilayahnya pada bulan September lalu, setelah referendum yang dikecam oleh Ukraina dan negara-negara Barat. Rusia tidak sepenuhnya menguasai salah satu dari empat wilayah tersebut.
Presiden Zelenskyy mempromosikan rencana perdamaian yang berisi 10 poin. Poin perdamaian ini pertama kali diumumkannya pada bulan November.
Zelenskyy telah membahas poin-poin rencana perdamaian tersebut dengan Presiden AS Joe Biden, dan mendesak para pemimpin dunia mengadakan KTT Perdamaian Global berdasarkan hal itu.
Rencana tersebut membayangkan penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, yang berarti Rusia menyerahkan empat wilayah yang diklaim telah dianeksasi dan Krimea, yang direbutnya pada tahun 2014.
Kremlin telah berulang kali mengatakan terbuka untuk pembicaraan damai dengan Ukraina tetapi melihat tidak ada keinginan untuk bernegosiasi dari pihak Kiev.
Baca Juga: Pernyataan Presiden Rusia Putin Menyatakan Siap Negosiasi dengan Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikutip saluran TV Rossiya 1, Minggu (25/12/2022), menyatakan negaranya siap berunding dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina, tetapi Kiev dan pendukung Baratnya menolak untuk terlibat dalam pembicaraan.
Serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Krisis Misil Kuba 1962.
Sejauh ini, ada sedikit akhir yang terlihat dari perang.
Seperti laporan Straits Times mengutip TV Rossiya 1, Minggu (25/12/2022), Kremlin mengatakan akan berjuang sampai semua tujuannya tercapai, sementara Kiev mengatakan tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia diusir dari semua wilayahnya, termasuk Krimea yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
"Kami siap berunding dengan semua pihak yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka, kami bukan pihak yang menolak untuk berunding, merekalah yang menolak," kata Putin kepada televisi negara Rossiya 1 dalam wawancara yang disiarkan hari Minggu.
Direktur CIA William Burns dalam sebuah wawancara yang diterbitkan bulan ini mengatakan sementara sebagian besar konflik berakhir dengan negosiasi, penilaian CIA adalah Rusia belum serius melakukan perundingan nyata untuk mengakhiri perang.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times