Presiden Sayap Kiri Cile akan Buka Kedutaan di Palestina, Sebut Hukum Internasional Harus Dihormati
Kompas dunia | 24 Desember 2022, 16:58 WIB
SANTIAGO, KOMPAS.TV - Presiden Cile Gabriel Boric mengaku berencana membuka kedutaan besar di Palestina. Dilansir Middle East Eye, Jumat (23/12/2022), Boric menyebut langkah itu adalah upaya agar "hukum internasional dihormati."
Pernyataan itu disampaikan Boric ketika menghadiri acara komunitas diaspora Palestina di ibu kota Santiago de Chile.
Apabila rencana ini diimplementasikan, Cile akan menjadi satu di antara segelintir negara yang membuka kantor kedutaan di Palestina.
"Saya mengambil risiko ini, kita akan meningkatkan representasi resmi di Palestina dari semula charge d'affaires (kuasa usaha). Sekarang kita akan membuka sebuah kedutaan (di Palestina)," kata Boric.
Baca Juga: Bintang Sepak Bola Palestina Ditembak Mati Sniper Israel, Warga Palestina Berduka
Menteri Luar Negeri Cile Antonia Urrejola mengonfirmasi rencana yang disampaikan Boric tersebut. Namun, ia menyebut belum ada jangka waktu yang dicanangkan mengenai rencana itu dan Santiago masih mengakui Israel dan Palestina sebagai negara.
Gabriel Boric, politikus sayap kiri yang menjadi presiden termuda Cile pada 2021 silam, dikenal mendukung kemerdekaan Palestina jauh sebelum menjabat.
Boric tidak merinci akan dibangun di kota mana kedutaan besar Cile di Palestina. Ia sebatas menyampaikan pemilihan lokasi dapat ditentukan dengan pertimbangan simbolis.
Kementerian Luar Negeri Palestina sendiri menyanjung pengumuman Boric tersebut, menyebutnya "menegaskan posisi Cile yang berprinsip dan dukungan presidennya terhadap hukum internasional dan hak bangsa Palestina mendirikan negara merdeka."
Sementara itu, Kedutaan Besar Israel di Cile atau Kementerian Luar Negeri Israel belum berkomentar tentang pernyataan Boric.
Cile sebelumnya membuka kantor perwakilan di Ramallah, Palestina pada 1998. Pada 2011, Santiago mengakui Palestina sebagai negara dan mendukungnya untuk bergabung dengan UNESCO.
Cile sendiri memiliki populasi komunitas Palestina yang cukup besar, sekitar 300.000 orang. Sebagian besar diaspora itu berasal dari Tepi Barat yang diduduki Israel.
Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak perang pada 1967. Lokasi kedutaan negara asing di Yerusalem Timur pun disebut dapat memperkuat klaim Palestina yang menghendaki kota itu sebagai ibu kota.
Baca Juga: Gabriel Boric, Kandidat Berhaluan Kiri yang Menjadi Presiden Termuda Chile
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Middle East Eye