> >

Perempuan Afghanistan Turun ke Jalan Memprotes Taliban yang Melarang Perempuan Sekolah Universitas

Kompas dunia | 22 Desember 2022, 19:31 WIB
Sekelompok perempuan Afghanistan melakukan protes di Kabul hari Kamis, (22/12/2022) terhadap perintah Taliban yang melarang mereka dari universitas, kata seorang aktivis, menambahkan beberapa perempuan ditangkap. (Sumber: Straits Times)

KABUL, KOMPAS.TV - Sekelompok perempuan Afghanistan melakukan protes di Kabul hari Kamis (22/12/2022) terhadap perintah Taliban yang melarang mereka dari universitas, kata seorang aktivis, menambahkan beberapa perempuan ditangkap.

Dalam langkah terbaru untuk membatasi hak asasi manusia di Afghanistan, menteri pendidikan tinggi Taliban hari Selasa memerintahkan semua universitas negeri dan swasta untuk melarang perempuan masuk dan menuntut ilmu.

“Mereka mengeluarkan perempuan dari universitas. Oh, orang-orang yang dihormati, dukung, dukung. Hak untuk semua orang atau tidak seorang pun!” teriak para pengunjuk rasa saat mereka berunjuk rasa di lingkungan Kabul, rekaman diperoleh seperti yang dilaporkan oleh France24.

Seorang pengunjuk rasa di rapat umum tersebut mengatakan, "beberapa gadis" ditangkap petugas polisi perempuan. Dua dibebaskan, tetapi beberapa tetap ditahan, tambahnya, berbicara tanpa menyebut nama.

Sekitar dua lusin wanita berjilbab, beberapa mengenakan masker, terlihat mengangkat tangan dan meneriakkan slogan-slogan saat mereka berbaris di jalan-jalan.

Protes yang dipimpin perempuan semakin jarang terjadi di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih negara itu Agustus lalu, setelah penahanan aktivis inti pada awal tahun.

Baca Juga: Mahasiswa Perempuan Afghanistan Merana Dilarang Belajar oleh Taliban: Hidup bak Burung dalam Sangkar

"Gadis-gadis Afghanistan adalah orang mati... mereka menangis darah," kata Wahida Wahid Durani, seorang mahasiswa jurnalistik di Universitas Herat yang memprotes larangan Taliban bahwa perempuan mendapat pendidikan universitas (Sumber: Straits Times)

Peserta protes dan unjuk rasa menghadapi risiko ditangkap, mengalami kekerasan, dan stigma sosial karena ikut serta.

Para perempuan itu awalnya berencana untuk berkumpul di depan Universitas Kabul, lembaga pendidikan terbesar dan paling bergengsi di negara itu, tetapi berpindah lokasi setelah pihak berwenang mengerahkan sejumlah besar personel keamanan di sana.

Pengumuman larut malam hari Selasa memicu kemarahan internasional, dimana Amerika Serikat, PBB dan beberapa negara Muslim mengecamnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU