Siaga Serbuan Jet Tempur China, Taiwan Pantau Pergerakan lewat Sistem Rudal
Kompas dunia | 22 Desember 2022, 14:41 WIBBanyak pesawat terbang di atas jalur laut yang dikenal sebagai Selat Bashi ke daerah lepas pantai tenggara pulau itu, menurut peta yang disediakan oleh kementerian pertahanan Taiwan. Tiga kapal angkatan laut China juga terdeteksi di dekat Taiwan, kata kementerian itu.
Taiwan mengirim jet tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal memantau penerbangan mereka, kata kementerian itu, menggunakan kata-kata standar untuk tanggapannya.
Shenyang J-16 adalah pesawat tempur multirole kursi tandem generasi keempat canggih China yang dikembangkan dari Shenyang J-11 (diturunkan dari Sukhoi Su-27) dan dibangun oleh Shenyang Aircraft Corporation. Ini dioperasikan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
J-16 dilengkapi dengan radar AESA dan ditenagai oleh dua mesin turbofan Shenyang WS-10A China.
Dilaporkan jauh lebih maju daripada kakaknya Rusia, Su-30, dengan penerapan material komposit yang luas, rudal jarak jauh, sensor canggih, dan avionik.
Baca Juga: Langsung Panas, Taiwan Tolak Reunifikasi yang Disampaikan Presiden China Xi Jinping
Berat J-16 berkurang melalui penggunaan material komposit yang lebih besar. Unit J-16 telah menggunakan cat penyerap radar untuk mengurangi deteksi radar mereka, dan meningkatkan kemampuan penghancuran kekuatan pertahanan udara lawan SEAD dalam hubungannya dengan pod pengukur dukungan elektronik.
Kokpit dilengkapi dengan sistem helmet-mounted display (HMD) untuk meningkatkan kesadaran situasional pilot.
Versi peperangan elektronik dari pesawat tempur tersebut, bernama J-16D, dikembangkan pada tahun 2010-an. Pesawat dilaporkan melakukan penerbangan pertamanya tahun 2015.
J-16D dirancang untuk menekan pertahanan udara musuh (SEAD), yang mampu menampung peralatan jamming internal dan membawa berbagai pod peperangan elektronik eksternal.
Xian H-6 adalah pembom jet bermesin ganda Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF). H-6 adalah versi berlisensi dari Soviet Tupolev Tu-16 dan tetap menjadi pesawat pengebom utama Republik Rakyat Tiongkok.
Pengiriman Tu-16 ke China dimulai pada tahun 1958, dan perjanjian produksi lisensi dengan Soviet ditandatangani pada akhir 1950-an. Pada November 2020, PLAAF memiliki sebanyak 231.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press