> >

Ambulans dan Paramedis Mogok Massal, Pemerintah Inggris Nasihati Warga: Jangan Mabuk-mabukan!

Kompas dunia | 21 Desember 2022, 18:56 WIB
Seorang perawat sedang melatih tentara yang turun tangan menyusul rencana mogok massal pekerja ambulans darurat di Inggris. (Sumber: AP Photo)

LONDON, KOMPAS.TV — Ribuan pekerja ambulans darurat di Inggris memulai mogok kerja selama 24 jam pada Rabu (21/12/2022). Alhasil, serikat pekerja dan pemerintah saling tuduh karena membahayakan nyawa warga.

Seperti laporan Associated Press, pemerintah menyarankan warganya untuk tidak bermain olahraga kontak tubuh, melakukan perjalanan mobil yang tidak perlu, atau mabuk-mabukan untuk mengurangi risiko mereka membutuhkan ambulans. Lantaran, paramedis, petugas panggilan, dan teknisi di seluruh Inggris dan Wales melakukan pemogokan terbesar mereka selama tiga dekade terakhir.

Serikat pekerja berjanji untuk menanggapi panggilan yang mengancam jiwa, tetapi para pejabat mengatakan mereka tidak dapat menjamin setiap orang yang membutuhkan ambulans akan mendapatkannya.

"Sistem akan berada di bawah tekanan yang sangat berat hari ini," kata Menteri Kesehatan Steve Barclay kepada Sky News. 

"Kami mengatakan kepada publik untuk menggunakan akal sehat mereka dalam hal kegiatan apa yang mereka lakukan, memperhatikan tekanan yang ada di sistem," imbuhnya.

Stephen Powis, direktur medis nasional dari Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris, menasihati orang untuk tidak "mabuk-mabukan".

"Ini adalah musim pesta sebelum Natal, jadi bersenang-senanglah, tetapi jelas jangan terlalu mabuk sehingga Anda berakhir dengan kunjungan yang tidak perlu ke ruang gawat darurat rumah sakit," katanya.

Staf perawatan kesehatan dan pekerja sektor publik lainnya sedang mencari kenaikan besar dari upah mereka dalam menghadapi inflasi tertinggi puluhan tahun terakhir, yang mencapai 10,7 persen pada bulan November.

Pemerintah Konservatif Perdana Menteri Rishi Sunak berpendapat, kenaikan sektor publik dua digit akan mendorong inflasi lebih tinggi.

Baca Juga: Sopir Ambulans Inggris Gabung Mogok Kerja Lintas Sektor, Tentara Terpaksa Jadi Sopir Sementara

Ribuan pekerja ambulans darurat di Inggris memulai mogok kerja selama 24 jam pada Rabu (21/12/2022). Alhasil, serikat pekerja dan pemerintah saling tuduh karena membahayakan nyawa warga. (Sumber: AP Photo)

Para pemimpin serikat menuduh pemerintah sengaja memperpanjang pemogokan.

"Saya belum pernah melihat kepemimpinan seperti yang saya alami dari Rishi Sunak dan menteri kesehatan," kata Sharon Graham, pemimpin serikat Unite yang mewakili beberapa kelompok staf ambulans.

Mengunjungi barisan piket di Inggris tengah, dia berkata, "Pemerintah ini dapat membuat pilihan yang berbeda. Mereka dapat mengatakan 'sebenarnya kami memilih untuk berinvestasi pada orang-orang di (layanan kesehatan).' Tapi mereka melihat pilihan yang berbeda, karena mereka tidak ingin ini berakhir. Saya pikir mereka ingin krisis ini terjadi."

Perawat juga mengadakan dua hari pemogokan bulan ini, menumpuk tekanan pada sistem kesehatan yang sudah di bawah tekanan berat dari permintaan yang melonjak karena pembatasan pandemi mereda. Selain itu, ada pula faktor kekurangan staf akibat kelelahan, juga Brexit, yang mempersulit orang Eropa untuk bekerja di Inggris.

Statistik resmi menunjukkan ambulans di banyak daerah secara rutin terjebak menunggu di luar unit gawat darurat rumah sakit, terkadang berjam-jam, karena tidak ada tempat tidur untuk pasien.

Awak ambulans akan mogok kembali pada 28 Desember. Staf kereta api, petugas paspor, dan pekerja pos juga merencanakan pemogokan selama musim liburan Natal.

Gelombang pemogokan paling intens di Inggris selama beberapa dekade adalah tanggapan terhadap krisis biaya hidup yang didorong oleh melonjaknya harga makanan dan energi setelah pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

Pemerintah memperkirakan, opini publik akan berbalik melawan serikat pekerja karena orang-orang di seluruh Inggris menghadapi penundaan janji temu rumah sakit, pembatalan kereta api, dan penundaan perjalanan selama musim liburan musim dingin. Tetapi, jajak pendapat menunjukkan tingkat dukungan yang tinggi bagi para pekerja.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU