9 Orang Tewas akibat Tanah Longsor di Malaysia, 25 Orang Masih Hilang
Kompas dunia | 16 Desember 2022, 14:00 WIBKUALA LUMPUR, KOMPAS.TV – Sedikitnya sembilan orang tewas dalam bencana tanah longsor di Malaysia pada Jumat (16/12/2022) dini hari. Termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun.
Adapun longsor terjadi di sebuah bumi perkemahan yang terletak di dekat Pertanian Organik Father’s, Dataran Tinggi Genting, Pahang. Lokasinya sekitar 40 kilometer di sebelah utara Kuala Lumpur.
Mengutip dari kantor berita nasional Malaysia, Bernama, Kepala polisi distrik Hulu Selangor Supt Suffian Abdullah mengatakan 25 orang masih hilang dan upaya untuk melacak mereka masih dilakukan.
Sejauh ini, lanjutnya, 53 korban telah dibawa keluar dari lokasi longsor, dengan tujuh di antaranya terluka dan dikirim ke Rumah Sakit Kuala Kubu Bharu dan Rumah Sakit Sungai Buloh, sedangkan korban tewas dikirim ke Rumah Sakit Kuala Lumpur untuk visum.
Adapun, menurut keterangan dari Direktur Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor Datuk Norazam Khamis, petugas yang dikerahkan tidak hanya dari Pahang, tetapi dari kota-kota terdekat guna memaksimalkan pencarian dan penyelamatan korban.
”Kami tiba di lokasi kejadian pada pukul 03.00 setelah menerima telepon meminta pertolongan pada pukul 02.24,” ujarnya.
Baca Juga: BMKG: Wilayah Gunung Semeru Berpotensi Banjir-Longsor sebelum Nataru
Mereka turut memanggil bala bantuan dari Pasukan Khusus Operasi, Taktikal, dan Penyelamatan (STORM) yang merupakan unit penyelamatan elite.
Penyebab
Norazam menuturkan, tanah longsor dari ketinggian 30 meter dan menimpa lahan seluas 0,4 hektar.
Penyebab longsor belum diketahui karena pada malam kejadian tidak ada hujan deras ataupun gempa. Meskipun begitu, Negara Bagian Selangor memang kerap mengalami longsor karena pembangunan yang pesat memaksa hilangnya pepohonan dari lahan.
Sama seperti di Indonesia, tanah longsor sering sendiri terjadi di Malaysia setelah hujan lebat, yang biasa terjadi pada akhir tahun.
Para ilmuwan mengatakan peristiwa cuaca ekstrem menjadi lebih sering dan intens karena perubahan iklim.
Pemerintah Negeri Jiran telah memberlakukan aturan ketat terkait pembangunan lereng bukit, namun tanah longsor terus terjadi setelah serangan cuaca buruk.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV