> >

Duh, 10 Persen Hewan dan Tumbuhan Laut Kini Terancam Punah, Termasuk Dugong dan Kerang Abalon

Kompas dunia | 10 Desember 2022, 04:05 WIB
Dugong, mamalia laut dugong lembut. Data menyedihkan kembali muncul, hampir sepersepuluh dari flora dan fauna laut di dunia saat ini berstatus terancam punah berdasarkan penelitian ilmiah, seperti laporan lembaga konservasi dunia Union for Conservation of Nature (IUCN) yang terbit hari Jumat, (10/12/2022). (Sumber: National Geographic)

Hilton-Taylor mengatakan, porsi spesies laut yang menghadapi kepunahan kemungkinan jauh lebih tinggi daripada yang ditunjukkan data saat ini. Lantaran, yang dianalisis sejauh ini cenderung spesies ikan yang tersebar luas, yang saat ini tidak terancam.

Populasi dugong, mamalia herbivora gemuk berwarna abu-abu yang umumnya dikenal sebagai sapi laut, turun menjadi kurang dari 250 dewasa di Afrika timur dan kurang dari 900 di wilayah Kaledonia Baru Prancis, kata IUCN.

Di antara ancaman yang mereka hadapi adalah hilangnya sumber makanan utama mereka, padang lamun, karena eksplorasi dan produksi minyak dan gas dalam kasus Mozambik dan polusi dari penambangan nikel di Pasifik.

Baca Juga: Cegah Kepunahan, Lembaga Konservasi Lakukan Pengembangbiakan Harimau Sumatera

Kerang abalon hitam. Data menyedihkan kembali muncul, hampir sepersepuluh dari flora dan fauna laut di dunia  saat ini berstatus terancam punah berdasarkan penelitian ilmiah, seperti laporan Union for Conservation of Nature IUCN yang terbit hari Jumat (10/12/2022). (Sumber: The Scientist)

Daftar merah terbaru IUCN untuk pertama kalinya mengulas spesies kerang abalon, sejenis moluska yang dijual sebagai makanan mewah dan menemukan sekitar 44 persennya menghadapi kepunahan.

Gelombang panas laut yang semakin parah dan sering, telah memicu penyakit dan membunuh sumber makanan mereka hingga menyebabkan kematian massal, kata IUCN.

Karang pilar, spesies Karibia yang menyerupai stalaktit tegak, turun dua kategori dari "rentan" menjadi "sangat terancam punah". Populasinya menyusut lebih dari 80 persen di sebagian besar wilayahnya sejak tahun 1990 di tengah pemutihan dan penyakit.

“Status mengerikan dari spesies ini seharusnya mengejutkan kita dan melibatkan kita untuk tindakan segera,” kata Amanda Vincent, Ketua Komite Konservasi Laut Komisi Kelangsungan Hidup Spesies IUCN.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU