> >

China Bergejolak karena Covid-19, Intelijen AS: Xi Jinping Masih Ogah Menerima Vaksin Barat

Kompas dunia | 5 Desember 2022, 11:01 WIB
Presiden China Xi Jinping. Xi Jinping akhirnya mengakui kebijakan nol-Covid membuat rakyat China frustasi. (Sumber: Ju Peng/Xinhua via AP)

BEIJING, KOMPAS.TV - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan Preisden China Xi Jinping masih ogah menerima vaksin Barat.

Padahal saat ini, China tengah tersiksa setelah meningkatnya angka penderita Covid-19 membuat kebijakan nol-Covid terus digalakkan, yang berujung kesulitan yang dihadapi warganya.

Hal itu kemudian membuat warga China protes dan melakukan demonstrasi besar-besaran di sejumlah kota.

Apalagi, kebijakan tersebut juga membuat ekonomi China menurun dengan tajam.

Baca Juga: Masjid di Nigeria Diserang Kelompok Pria Bersenjata, 19 Jemaah Diculik, Polisi Langsung Kejar

Akhirnya, sejumlah kota China mulai mengambil langkah melonggarkan peraturan karantina juga pengetesan Covid-19.

Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines mengungkapkan meski virus itu telah memberikan dampak ekonomi dan sosial , Xi masih enggan untuk mengambil vaksin yang lebih baik dari Barat.

“Ia memilih untuk tetap bergantung pada vaksin China, yang tak sedikit pun efektivitasnya mendekati untuk melawan Omicron,” ujar Haines, Sabtu (3/12/2022), dikutip dari The Guardian.

“Melihat protes dan respons terhadapnya, melawan narasi yang kerap ia kemukakan, bahwa China menjadi lebih efektif dalam pemerintahan,” ucapnya.

Namun, Haines melihat bahwa ini bukan ancaman terhadap stabilitas China saat ini, atau akan terjadinya perubahan rezim atau semacamnya.

Tetapi ia merasa perkembangannya akan penting bagi posisi Xi Jinping.

Baca Juga: Xi Jinping Disebut Akui Kebijakan Nol-Covid Buat Rakyat China Frustrasi, Isyaratkan Pelonggaran

Pekan lalu, otoritas di Guangzhou dan Chongqing telah mengangkat pembatasan Covid-19

Sedangkan pada Sabtu, Shenzhen mengumumkan tak akan lagi mengharuskan orang untuk menunjukkan hasil tes negatif untuk menggunakan transportasi publik atau masuk taman.

Langkah yang sama juga dilakukan di Chengdu dan Tianjing.

Banyak tempat tes Covid-19 di Beijing ditutup, setelah Ibu Kota menghentikan keharusan hasil tes negatif sebagai kondisi untuk memasuki tempat seperti pasar swalayan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU