Kebijakan Covid-19 China Mulai Dilonggarkan usai Protes di Sejumlah Kota, Tanda Xi Jinping Melunak?
Kompas dunia | 2 Desember 2022, 15:01 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Presiden China Xi Jinping melonggarkan sejumlah kebijakan Covid-19 setelah terjadi protes di beberapa kota. Langkah tersebut dipandang sebagai tanda melunaknya pemerintahan Xi.
Anggapan tersebut diungkapkan mantan pemimpin demonstrasi Tianamen, Zhou Fengshou.
Kebijakan nol-Covid ketat yang dijalankan pemerintah China berujung pada protes besar di sejumlah kota.
Protes itu dipicu oleh bentrokan di pabrik iPhone di Zhengzhou di Provinsi Henan dan kebakaran apartemen di Urumqi, Provinsi Xinjiang.
Baca Juga: Mengerikan! Virus Zombie Ditemukan Setelah Membeku Selama 50.000 Tahun
“Sangat sulit untuk memprediksi hasil yang ditimbulkan dari protes tersebut,” kata Zhou, yang saat ini merupakan aktivis hak asasi manusia, seperti dilansir Fox News, Kamis (1/12/2022).
“Tetapi kita telah melihat beberapa pelonggaran kebijakan nol-Covid, yang merupakan petunjuk kelemahan yang jarang terlihat dari Xi Jinping,” tambahnya.
Pada kebijakan nol-Covid yang diterapkan pemerintah China, pemerintah lokal melakukan penguncian kota atau lockdown dan menggelar tes massal untuk mendeteksi kasus Covid-19.
Kebijakan itu memang berhasil menjaga jumlah kematian akibat Covid-19 berada di bawah angka 6.000 di antara 1,4 miliar penduduk China.
Namun, warga China mulai lelah dengan sejumlah pembatasan yang sudah berlangsung selama tiga tahun sejak virus itu pertama kali menyebar.
Pejabat di Xinjiang pada akhir pekan lalu mulai melonggarkan pembatasan di area-area dengan penyebaran virus yang lambat.
Mereka mendeklarasikan bahwa pada dasarnya mereka telah mencapai nol-Covid.
Para ahli percaya bahwa Beijing telah mengubah arah untuk meredam protes yang mulai meluas.
Baca Juga: Joe Biden Siap Bicara dengan Vladimir Putin, tapi Ada Syarat yang Harus Dipenuhi
Namun, protes terus menyebar di media sosial, dengan video yang muncul di Twitter dan TikTok menunjukkan demonstrasi di kota-kota China.
Sejumlah demonstrasi bahkan menyuarakan seruan anti-Partai Komunis China (CCP), yang Zhou puji sebagai bagian dari "pembaptisan aktivisme politik."
“Sebagai penyintas dari pembantaian Tiananmen, saya mengeluarkan air mata melihat para demonstran menyerukan ‘akhiri CCP’ di Shanghai, tempat lahirnya CCP,” ujarnya.
“Xi Jinping masih mengontrol penuh CCP. Tetapi kontrol ketatnya juga berarti sistem itu tak bisa menghadapi kejutan, karena bawahannya tak ingin mengambil inisiatif tanpa instruksi eksplisit dari Xi,” kata Zhou.
"Selain itu, sistem 'nol-Covid' sudah kehabisan tenaga. Tapi pada tahap ini, dia (Xi) masih keukeuh."
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Fox News