Eks Presiden China Jiang Zemin Meninggal, Kematiannya Bakal Digunakan untuk Kritik Rezim Xi Jinping?
Kompas dunia | 1 Desember 2022, 10:27 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Eks Presiden China, Jiang Zemin, meninggal di usia 96 tahun, Rabu (30/11/2022).
Media negara mengungkapkan penyebab kematiannya adalah leukimia dan beberapa kegagalan organ.
Jiang meninggal di sebuah rumah sakit di Shanghai yang menjadi basis kekuatannya.
Sejumlah media negara, termasuk Global Times dan Xinhua membuat laman mereka menjadi hitam dan putih sebagai penghargaan.
Baca Juga: Dimusuhi Xi Jinping, Jack Ma Dikabarkan Enam Bulan Berada di Jepang
Media penyiaran China, CCTV memuji peranannya yang membangkitkan China setelah terisolasi karena tragedi pembantaian Tiananmen.
“Selama kekacauan politik yang serius di China pada musim semi dan musim panas 1989, Kamerad Jiang Zamin mendukung dan menerapkan keputusan yang tepat dari Komite Pusat Partai untuk melawan kerusuhan, mempertahankan kekuasaan negara sosialis dan menjaga kepentingan fundamental rakyat,” bunyi pernyataan mereka dikutip dari BBC.
Peristiwa itu membuat China dikucilkan secara internasional dan memicu perebutan kekuasaan yang pahit di puncak partai Komunis antara reaksioner garis keras dan reformis.
Di bawah kepemimpinannya ekonomi China semakin tangguh, namun komunis memperketat cengkeraman mereka pada kekuasaan.
Ia pun menyaksikan penyerahan damai Hong Kong pada 1997, dan masuknya China dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001 yang menghubungkan negara dengan ekonomi global.
Tetapi reformasi politik juga dikesampingkan dan ia menghancurkan perbedaan pendapat internal sambal mengejar sikap garis keras di Taiwan.
Ia dikritk karena tindakan keras terhadap sekte agama Falun Gong pada 1999, yang dipandang sebagai ancaman bagi Partai Komunis.
Namun, dikutip The Guardian, meninggalnya Jiang akan dimanfatkan untuk mengkritik rezim Xi Jinping.
Ada tradisi di China yang menggunakan pertemuan berkabung publik untuk pemimpin masa lalu untuk mengungkapkan ketidakpuasan rezim saat ini.
Baca Juga: Pesawat Pengebom China dan Rusia Wira-wiri Langgar Wilayah Udara, Korea Selatan Kerahkan Jet Tempur
Menurut Direktur SoasS China Institute, Steve Tsang, era Jiang lebih baik dibandingkan China sekarang.
Menurutnya, jika Jiang mengeluarkan China dari isolasi internasional, Xi malah mengisolasi China dengan kebijakan Covid-19 serta agresivitas pada kebijakan luar negeri.
“Era Jiang tidaklah terlalu bagus ketika dibuka, tetapi berbeda dengan di mana China saat ini, Anda akan memiliki banyak orang yang benar-benar bernostalgia,” ujarnya.
“Tidak sulit bagi orang untuk membayangkannya kembali dengan cara yang lebih indah dan bersih, mengatakan betapa hebatnya saat itu, yang benar-benar mengkritik apa yang terjadi hari ini. Itulah mengapa Xi akan sangat berhati-hati,” lanjut Tsang.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC/The Guardian