Serangan Rudal ke Polandia Terjadi di Tengah KTT G20 di Bali, Pakar Sebut Ada Disinformasi
Kompas dunia | 16 November 2022, 19:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar hubungan internasional Dinna Prapto Raharja menyampaikan analisisnya terkait serangan rudal yang menewaskan dua orang di Polandia, Rabu (16/11/2022).
Serangan itu terjadi ketika kepala negara anggota G20 tengah mengikuti rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali.
"Yang pasti belum selesai ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Ini tanda bahwa situasi buruk masih berpotensi terjadi," kata Dinna via dialog Sapa Indonesia Malam di KOMPAS TV.
Ia lantas mengomentari respons yang diberikan oleh para anggota NATO, menemukan kondisi di mana "sebenarnya mereka cenderung berhati-hati.".
"Kalau dilihat dari pernyataan-pernyataan yang ada, mereka (NATO-red) cenderung mengulang, lebih baik diinvestigasi, apakah benar serangan yang disengaja atau insiden belaka," sambung dia.
Dinna menegaskan, apabila serangan rudal di Polandia merupakan insiden tak disengaja, seharusnya tak memicu ketegangan lebih lanjut.
"Lalu dari sisi politik, NATO ingin menunjukkan bahwa mereka tetap solid, sehingga kalau ada satu negara yang secara jelas dijadikan sasaran oleh Rusia, maka yang lain akan bertindak," kata Dina.
Baca Juga: Biden Gelar Rapat Darurat Sekutu Barat di Sela KTT G20 Bali Usai Rudal Hantam Polandia
Kendati demikian, pakar hubungan internasional itu juga menegaskan masalah utama dari kasus ini adalah disinformasi.
"Dari sisi Rusia, mereka menyangkal, ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Namun, dari Ukraina mengatakan sebaliknya," terang Dinna.
"Artinya, disinformasi ini jadi faktor yang bisa membingungkan banyak pihak," tegasnya.
Ketidakjelasan informasi yang ada membuat Dina menilai, "masih rentan kawasan ini, untuk dipicu perang terbuka."
"Jadi masih tinggi ketegangannya, walau kedua pihak sama-sama tidak ingin sampai melaju ke perang yang lebih besar," kata dia.
Baca Juga: Rusia Merespons Usai Dituding Rudalnya Hantam Polandia: Provokasi!
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV