Slovenia Akhirnya Miliki Presiden Perempuan Pertama, Ternyata Orang Dekat Melania Trump

LJUBLJANA, KOMPAS.TV - Slovenia akhirnya memiliki presiden perempuan pertama setelah seorang pengacara memenangi pemilihan presiden.

Natasa Pirc Musar yang seorang jurnalis sekaligus pengacara yang maju dalam pemilihan  Presiden dengan dukungan poros tengah-kiri Slovenia.

Ia mengalahkan mantan Perdana Menter Anze Logar, seorang politikus konservatif veteran.

Komisi Pemilihan Presiden Slovenia mengungkapkan Pirc Musar memenangkan 54 persen suara, sedangkan Logar hanya memiliki 46 persen.

Baca Juga: Bertemu Joe Biden, Presiden Jokowi Berharap KTT G20 Bisa Bantu Dunia Pulihkan Ekonomi Global

“Sloveia telah memilih presiden yang percaya kepada Uni Eropa (UE), dengan nilai demokratis yang mendasari Uni Eropa,” kata Pirc Musar setelah kemenangannya dikutip dari BBC.

Ia juga menambahkan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi masa-masa yang berat karena perubahan iklim.

“Masyarakat muda kini menempatkan tanggung jawab politik pada bahu kita untuk menjaga pelanet ini sehingga generasi berikutnya, anak-anak kita akan hidup sehat dan memiliki lingkungan yang bersih,” tuturnya.

Posisi Presiden Slovenia lebih banyak bersifat seremonial karena perdana menteri yang memimpin pemerintahan.

Namun, Pirc Musar akan menjadi komando tertinggi angkatan bersenjata, juga bisa menominasikan sejumlah pejabat tinggi, termasuk Gubernur Bank Sentral.

Baca Juga: Serangan Bom di Istanbul Tewaskan Enam Orang, Erdogan: Tercium Seperti Terorisme

Pirc Musar ternyata juga diketahui sebagai orang dekat istri mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Melania Trump.

Melania menyewa Pirc Musar sebagai pengacaranya untuk melindungi kepentingannya selama Trump menjadi presiden.

Pirc Musar juga terlibat dalam tuntutan hukum terhadap Majalah Suzy di Slovenia, karena menyebut Melania bekerja sebagai pekerja seks tingkat tinggi, saat mengejar karir modelnya.

Penyelesaian di luar persidangan akhirnya tercapai oleh kedua belah pihak.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC