Ini Tanggapan Indonesia usai Rusia Pastikan Putin Tidak Hadiri KTT G20 di Bali
Kompas dunia | 10 November 2022, 15:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV— Indonesia menanggapi ketidakhadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 di Bali, minggu depan.
Seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (10/11/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang memimpin secara teknis seluruh persiapan KTT G20, Kamis, memastikan ketidakhadiran Putin di Bali.
Associated Press menilai ketidakhadiran Putin mencegah kemungkinan terjadinya konfrontasi dengan Amerika Serikat dan sekutunya terkait perangnya di Ukraina.
Luhut mengatakan keputusan Putin untuk tidak datang secara langsung adalah "yang terbaik untuk kita semua."
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin dunia lainnya dijadwalkan akan menghadiri KTT dua hari yang dimulai pada 15 November 2022 itu.
KTT G20 sedianya akan menjadi tempat bertemunya Biden dan Putin untuk pertama kali sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu. Presiden Indonesia Joko Widodo menjadi tuan rumah acara yang digelar di pulau Bali itu.
"Telah diinformasikan secara resmi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghadiri KTT G20, dan akan diwakili oleh pejabat tinggi, dan ini telah dibahas oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Vladimir Putin dalam percakapan telepon sebelumnya," kata Luhut di Denpasar, Bali.
“Apapun yang terjadi dengan keputusan Rusia, itu untuk kebaikan kita bersama dan yang terbaik untuk kita semua,” tambahnya.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Dipastikan Tidak Hadir Langsung di KTT G20 Bali
Luhut mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan memimpin delegasi Rusia.
Dia mengaku tidak tahu mengapa Putin memutuskan untuk tidak datang tetapi mengatakan "mungkin itu karena Presiden Putin sibuk di rumah, dan kita juga harus menghormatinya."
Luhut menegaskan alasan yang sama mungkin juga membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tetap di negaranya.
Presiden Jokowi, awal tahun ini, melakukan perjalanan ke Kiev dan Moskow dalam upaya untuk membuat kedua pemimpin itu datang ke Bali dan berdamai.
Keputusan Putin untuk tidak menghadiri G20 diduga media Barat terjadi karena pasukan Rusia di Ukraina telah mengalami kemunduran yang signifikan.
Militer Rusia mengatakan akan menarik diri dari Kherson, yang merupakan satu-satunya ibu kota wilayah Ukraina yang direbutnya dan pintu gerbang ke Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.
Mundurnya Rusia dari Kherson yang diumumkan bersama dengan potensi kebuntuan dalam pertempuran selama musim dingin dapat memberi kedua negara kesempatan untuk merundingkan perdamaian, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan Rabu (9/11/2022).
Baca Juga: Tinjau Lokasi KTT G20 di Bali, Presiden Jokowi Sebut Indonesia Siap Terima Tamu G20!
Dia mengatakan sebanyak 40.000 warga sipil Ukraina dan "lebih dari" 100.000 tentara Rusia tewas atau terluka dalam perang, hingga sekarang di bulan kesembilan.
"Hal yang sama mungkin di pihak Ukraina," tambah Milley.
KTT G20 adalah yang terbesar dari tiga KTT yang diadakan di Asia Tenggara minggu ini dan berikutnya, dan masih belum jelas apakah Lavrov akan mewakili Rusia di seluruh KTT.
KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dimulai Kamis di Phnom Penh, Kamboja, diikuti oleh KTT G20 dan kemudian KTT APEC atau Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Bangkok, Thailand.
Biden akan menghadiri KTT ASEAN dan KTT G20, sementara Wakil Presiden Kamala Harris akan melakukan perjalanan ke KTT APEC. Biden diperkirakan akan bertemu dengan Xi di KTT G20 Bali.
Biden mengesampingkan pertemuan dengan Putin jika dia menghadiri KTT G20 dan mengatakan satu-satunya percakapan yang mungkin dia lakukan dengan pemimpin Rusia adalah membahas kesepakatan untuk membebaskan orang Amerika yang dipenjara di Rusia.
Pejabat pemerintah Biden mengatakan mereka telah berkoordinasi dengan rekan-rekan global untuk mengisolasi Putin jika dia memutuskan untuk berpartisipasi baik secara langsung atau virtual.
Mereka juga membahas boikot atau tampilan kecaman lainnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press