Korea Utara: Uji Coba Rudal adalah Latihan untuk Menyerang Korea Selatan dan Amerika Serikat
Kompas dunia | 7 November 2022, 21:58 WIBPada Sabtu, hari terakhir latihan angkatan udara, Amerika Serikat menerbangkan dua pesawat pengebom supersonik B-1B di atas Korea Selatan untuk menunjukkan kekuatan melawan Korea Utara, penerbangan pertama pesawat tersebut sejak Desember 2017.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan partisipasi B-1B dalam latihan bersama menunjukkan kesiapan sekutu untuk secara tegas menanggapi provokasi Korea Utara dan komitmen AS untuk membela sekutunya dengan berbagai kemampuan militernya, termasuk nuklir.
Setelah pertemuan tahunan pada Kamis (3/11/2022) di Washington, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam keras peluncuran oleh Korea Utara baru-baru ini.
Lloyd Austin menegaskan setiap serangan nuklir terhadap Amerika Serikat atau sekutu dan mitranya "tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim Kim."
Baca Juga: Ngeri, Korea Utara Kirim 180 Jet Tempur usai Tembak 30 Rudal, Dihadang 80 Jet Tempur Korea Selatan
Militer Korea Selatan sebelumnya telah memperingatkan Korea Utara, menggunakan senjata nuklirnya hanya akan membuatnya "menghancurkan diri sendiri".
Kedua menteri pertahanan juga sepakat tentang perlunya meningkatkan latihan gabungan dan pelatihan militer untuk memperkuat kesiapan menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Bahkan sebelum latihan "Vigilant Storm", Korea Utara telah melakukan uji coba peluncuran sejumlah rudal dalam apa yang disebutnya simulasi serangan nuklir terhadap target AS dan Korea Selatan, sebagai protes atas rangkaian latihan militer saingannya yang melibatkan pesawat AS untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
Pada September lalu, Korea Utara juga telah mengadopsi undang-undang baru yang mengizinkan penggunaan senjata nuklirnya terlebih dahulu dalam berbagai situasi.
Pejabat Korea Selatan dan AS dengan teguh mempertahankan latihan mereka yang bersifat defensif dan menegaskan mereka tidak memiliki niat untuk menyerang Korea Utara.
Militer Amerika Serikat dan Korea Selatan memperluas latihan reguler mereka sejak pelantikan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Mei lalu, yang telah berjanji untuk mengambil sikap lebih keras terhadap provokasi Korea Utara.
Baca Juga: Kecam Peluncuran Rudal Korea Utara, Dubes AS Keluhkan Kurangnya Tanggapan DK PBB
Beberapa latihan sekutu sebelumnya telah dirampingkan atau dibatalkan untuk mendukung diplomasi yang sekarang terhenti mengenai program nuklir Korea Utara atau untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Selama berbulan-bulan, pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
Pada Senin, Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Youngse mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korea Utara dapat melakukan uji coba nuklir kapan saja tetapi masih belum ada tanda-tanda bahwa ledakan uji coba semacam itu sudah dekat.
Pejabat Rusia pekan lalu mengatakan mereka memulai kembali layanan kereta api dengan Korea Utara setelah menangguhkannya lebih dari dua tahun karena pandemi.
Juru bicara Kereta Api Timur Jauh Rusia mengatakan kepada kantor berita yang dikelola negara pada Rabu (2/11/2022) lalu bahwa kereta pertama menuju Korea Utara membawa 30 kuda dan kereta berikutnya membawa obat-obatan.
Pada September lalu, Korea Utara telah memulai kembali layanan kereta barangnya dengan China, mitra dagang terbesarnya, yang mengakhiri jeda lima bulan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press