Pangeran Arab Dipenjara 30 Tahun Usai Telepon Keluarga, Bin Salman Diyakini Makin Berani Hadapi AS
Kompas dunia | 7 November 2022, 17:49 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Kerajaan Arab Saudi beberapa bulan belakangan memvonis sejumlah pihak dengan hukuman penjara puluhan tahun hingga seumur hidup usai dituduh berupaya "mendestabilisasi" kerajaan. Belakangan ini, salah satu vonis yang disorot adalah hukiman 30 penjara terhadap salah satu ningrat Arab Saudi yang sebelumnya tinggal di Amerika Serikat (AS), Pangeran Abdullah bin Faisal Al-Saud.
Pangeran Abdullah merupakan satu dari kerabat keluarga kerajaan Arab Saudi yang kini dikuasai Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Vonis terhadapnya terungkap oleh laporan Associated Press yang dirilis pada 2 November 2022 lalu.
Kasus Abdullah terungkap usai dokumen pengadilan Arab Saudi yang sebelumnya belum pernah dilaporkan berhasil didapatkan. Namun, pemenjaraan Abdullah bukanlah satu-satunya kasus pemberangusan 'pembangkang' Saudi.
Selama lima tahun terkini, berdasarkan wawancara dengan ekspat-ekspat Saudi, kelompok-kelompok hak asasi manusia, dan Biro Investigasi Federal AS (FBI), Associated Press melaporkan bahwa Arab Saudi mengintensifkan surveilans, intimidasi, dan perburuan warga Saudi yang mukim di AS.
Meskipun demikian, di tengah dugaan peningkatan represi oleh rezim Saudi yang secara de facto dipimpin Bin Salman, Kedutaan Arab Saudi di Washington membantah dugaan bahwa pihaknya mengincar pengkritik di luar negeri.
Baca Juga: Disebut Bakal Serang Arab Saudi dalam Waktu Dekat, Begini Respons Iran
Sebelum Pangeran Abdullah divonis hakim, Arab Saudi telah memenjarakan seorang warga Saudi-Amerika, Saad Al-Madi. Pria berusia 72 tahun ini dipenjara seumur hidup gara-gara mengirim serangkaian twit dari rumahnya di Florida, AS.
Sebelumnya pula, mahasiswa Saudi di Inggris Raya, Salma Al-Shabab dihukum penjara 34 tahun gara-gara berkicau di Twitter. Keduanya ditangkap saat berkunjung ke Arab Saudi.
Walaupun dijerat pasal mengganggu ketertiban umum, tindakan mendestabilisasi kerajaan, dan mendukung lawan kerajaan, Pangeran Abdullah diketahui cenderung mengelak dari perbincangan politik Studi. Seorang teman menyebutnya lebih fokus pada studinya, rencana karier, serta kecintaannya terhadap sepakbola.
Akan tetapi, Pangeran Abdullah terpaksa terlibat pembicaraan terkait politik Saudi melalui telepon saat seorang sepupunya, sesama pangeran Arab, dipenjara rezim bin Salman. Sang pangeran bertelepon ketika masih berada di AS.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press