> >

Mantan Eksekutif Twitter Geram dengan Tingkah Elon Musk: Dia Tidak Tahu Lagi Ngapain

Kompas dunia | 6 November 2022, 16:13 WIB
Ilustrasi. Mantan eksekutif Twitter menuduh Elon Musk "tidak tahu sedang melakukan apa" usai membuat sederet perubahan di Twitter belakangan ini. (Sumber: Hannibal Hanschke/Pool Photo via AP, File)

LONDON, KOMPAS.TV - Mantan wakil presiden Twitter untuk kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Bruce Daisley, mengkritik tindakan Elon Musk usai mengakuisisi platform media sosial tersebut sejak akhir bulan lalu. Daisley menuduh Musk "tidak tahu sedang melakukan apa" dengan Twitter belakangan ini.

Daisley menyebut tingkah-polah Musk sebagai bos baru Twitter justru membuat "semua orang siaga." Belakangan ini, berbagai perusahaan ternama pun menangguhkan iklan mereka di Twitter.

Baca Juga: Twitter bakal Berlakukan Biaya Langganan Akun Centang Biru Rp125 Ribu per Bulan

Mantan wakil presiden yang menjabat pada 2015-2020 itu mengaku merasa remuk dengan perubahan-perubahan di Twitter yang disebutnya "tidak demokratik."

Ia pun mengaku tak akan ragu meninggalkan platform itu jika ada alternatif yang bagus.

"Saya pikir Elon mengira dia akan masuk dan membereskan segalanya dan sebentar lagi dia akan menyadari bahwa itu semua jauh lebih rumit," kata Daisley dalam podcast "The News Agents" sebagaimana dikutip The Guardian, Sabtu (5/11/2022).

"Sangat jelas dari setiap tindakan publik yang dia ambil terkait akuisisi ini: dia tidak tahu sedang melakukan apa," lanjutnya.

Kritik Daisley menanggapi sederet perubahan yang dilakukan Musk sejak mengambil alih Twitter. Tindakan-tindakan bos Tesla itu justru membuat caranya menindak misinformasi dan ujaran kebencian dipertanyakan.

Pada Jumat (4/11) lalu, Musk pun mulai mendepak karyawan Twitter secara massal.

Selain itu, ia mengenalkan rencana menarik biaya langganan dari akun-akun centang biru dengan harga 7,99 dolar AS atau Rp125 ribu per bulan.

Kebijakan itu diiringi pembaruan mekanisme verifikasi Twitter yang lebih longgar. Daisley menuduh Musk menukar "legitimasi sumber terverifikasi" dengan "uang receh."

"Fakta bahwa dia tidak punya cara lain selain itu benar-benar tak demokratis," kata Daisley. 

Baca Juga: Elon Musk Pecat Karyawan Twitter Besar-Besaran, Pendiri Twitter Minta Maaf

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Guardian


TERBARU