Partai Republik akan Bikin Sejarah, Bakal Miliki Senator Muslim Pertama di AS
Kompas dunia | 6 November 2022, 10:05 WIBPENNSYLVANIA, KOMPAS.TV - Partai Republik akan membuat sejarah baru jika kandidat Senator Pennsylvania, Dr Mehmet Oz terpilih dalam pemilihan umum paruh waktu.
Oz bakal menjadi senator Muslim pertama yang akan menjabat di Majelis Tinggi Senat AS.
Oz pada September lalu mengungkapkan bisa menjadi Muslim pertama yang terpilih di senat bakal menjadi sebuah kebanggaan dan kehormatan.
“Saya pikir Amerika, khususnya persemakmuran di Pennsylvania dibangun untuk memungkinkan orang dari latar belakang yang sangat beragam untuk menawarkan ide-ide terbaik mereka,” katanya kepada ABC dikutip dari Newsweek.
Baca Juga: Tentara Israel di Antara Penumpang Pesawat yang Mendarat Darurat di Iran, Bagaimana Kelanjutannya?
“Kita semua lebih pintar, di bandingkan satu di antara kita,” tambahnya.
Oz, yang merupakan dokter bedah jantung terkenal, mencalonkan diri melawan Letnan Gubernur negara bagian Pennsylvania, John Fetterman untuk kursi terbuka di Senat.
Hasil poling memperlihatkan kedua kandidat bersaing dengan ketat.
Berdasarkan polling FiveThirtyEight, menunjukkan rata-rata poling Fetterman yang berasal dari Demokrat adalah 46,8 persen.
Sedangkan Oz memiliki rata-rata poling sebesar 46,4 persen.
Pada masa kampanyenya, Oz, yang orang tuanya adalah imigran Turki jarang membicarakan mengenai agamanya.
Baca Juga: Amerika Serikat Pemilu Sela 8 November, Berpeluang Ubah Timbangan Kekuasaan di Kongres
Pada wawancara Mei lalu dengan media konservatif, Real Amreica Vice, Oz mengungkapkan dirinya adalah seorang Muslim sekuler.
Ia bahkan menentang hukum Syariah digunakan di AS.
Meski begitu, pencalonan Oz sebagai anggota senat dari Republik, bakal membuat lebih banyak Muslim mau bergabung dengan Partai Republik.
“Saya percaya ia akan membuat perbedaan besar bagi komunitas Muslim di Partai Republik, dan ini merupakan awalnya,” ujar warga Pennsylvania yang juga seorang Muslim, Mehmet Birtek
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Newsweek