Disebut Bakal Serang Arab Saudi dalam Waktu Dekat, Begini Respons Iran
Kompas dunia | 3 November 2022, 11:00 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Perwakilan Iran untuk PBB mengatakan kepada pada hari Rabu (2/11/2022) bahwa klaim AS pihaknya akan menyerang Arab Saudi dalam waktu dekat merupakan klaim tidak berdasar.
"Rezim Barat dan Zionis menyebarkan berita bias yang bertujuan untuk menciptakan suasana negatif terhadap Republik Islam Iran dan menghancurkan tren positif saat ini dengan negara-negara regional," kata perwakilan Iran di PBB dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Associated Press.
Namun demikian, hingga kini Arab Saudi belum berkomentar mengenai masalah ini. Sebelumnya, Arab Saudi telah berbagi informasi intelijen dengan para pejabat Amerika Serikat (AS), yang menyatakan bahwa Iran akan melakukan serangan dengan segera terhadap kerajaan itu. Hal ini diungkapkan oleh tiga pejabat AS.
Kekhawatiran yang meningkat tentang potensi serangan terhadap Arab Saudi datang ketika pemerintahan Biden mengkritik Teheran atas tindakan kerasnya terhadap protes yang meluas. Selain itu AS juga mengutuk Iran karena mengirim ratusan drone serta dukungan senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
“Kami prihatin dengan adanya ancaman, dan kami tetap berhubungan terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi,” kata Dewan Keamanan Nasional dalam sebuah pernyataan. “Kami tidak akan ragu untuk bertindak membela kepentingan dan mitra kami di kawasan ini,” ujarnya.
Baca Juga: Saudi Berbagi Informasi Intelijen ke AS, Iran Bisa Menyerang dalam Waktu Dekat
Salah satu pejabat intelijen yang mengkonfirmasi informasi ini menggambarkannya ancaman serangan itu kredibel dan segera atau terjadi dalam 48 jam. Namun demikian, hingga kini pihak Kedutaan dan Konsulat AS di Arab Saudi belum mengeluarkan peringatan atau panduan bagi warganya yang berada di wilayah tersebut.
Ditanya tentang laporan intelijen yang dibagikan oleh Saudi, Brigadir Jenderal Pat Ryder, sekretaris Pers Pentagon, mengatakan para pejabat militer AS khawatir dengan situasi ancaman di kawasan itu.
“Kami berhubungan secara teratur dengan mitra Saudi kami, dalam hal informasi apa yang mungkin mereka berikan,” kata Ryder. “Tetapi apa yang telah kami katakan sebelumnya, dan saya akan mengulanginya, adalah bahwa kami akan melakukannya. Kami berhak untuk melindungi dan membela diri di mana pun pasukan kami bertugas, baik di Irak atau di tempat lain,” ucapnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Amerika khawatir tentang adanya ancaman, namun tidak menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: Jokowi Sebut Tinggal 3 Pemimpin Belum Konfirmasi Kehadiran di KTT G20, Siapa Saja?
The Wall Street Journal pertama kali melaporkan bahwa Arab Saudi memberikan laporan intelijen tersebut pada hari Selasa.
AS dan Saudi bersitegang dengan Iran pada 2019, dan menuduh mereka berada di balik serangan besar di Arab Saudi timur. Serangan ini membuat produksi minyak Saudi berkurang setengahnya dan membuat harga minyak melonjak.
Iran membantah mereka berada di balik serangan itu. Namun demikian, drone pembawa bom berbentuk segitiga yang sama yang digunakan dalam serangan itu, kimi dikerahkan oleh pasukan Rusia dalam perang mereka di Ukraina.
Saudi juga telah dipukul berulang kali dalam beberapa tahun terakhir oleh drone, rudal dan mortir yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman. Arab Saudi membentuk koalisi untuk memerangi Houthi pada 2015 dan telah dikritik secara internasional karena serangan udaranya yang telah menewaskan sejumlah warga sipil.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Associated Press