> >

Media Inggris Sebut Telepon Pribadi Liz Truss Diretas Rusia, Satu Tahun Data dan Percakapan Diunduh

Kompas dunia | 30 Oktober 2022, 08:21 WIB
Media Inggris hari Sabtu, (29/10/2022) melaporkan bahwa telepon pribadi mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss diretas saat menjadi menteri luar negeri, oleh tersangka agen yang bekerja untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: Danny Lawson/PA via AP, File)

LONDON, KOMPAS.TV - Media Inggris pada Sabtu (29/10/2022) kemarin melaporkan bahwa telepon pribadi mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss diretas saat menjadi menteri luar negeri.

Hal ini dilakukan oleh tersangka agen yang bekerja untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti laporan Daily Mail yang dikutip Straits Times, Minggu (30/10).

Pesan yang diretas dan diunduh sangat banyak, hingga satu tahun ke belakang, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Agen-agen itu memperoleh akses ke "detail rahasia" negosiasi dengan sekutu internasional selain pesan pribadi yang dipertukarkan dengan teman dekat Truss, Kwasi Kwarteng, yang kemudian menjadi menteri keuangan, kata laporan itu.

Pesan itu diyakini termasuk diskusi dengan menteri luar negeri senior internasional tentang perang di Ukraina, termasuk perincian tentang pengiriman senjata, tambahnya. Seorang juru bicara pemerintah Inggris menolak mengomentari "pengaturan keamanan untuk setiap individu".

“Pemerintah memiliki sistem yang kuat untuk melindungi dari ancaman dunia maya. Itu termasuk pengarahan keamanan reguler untuk para Menteri, dan saran untuk melindungi data pribadi mereka dan mengurangi ancaman dunia maya,” tambah juru bicara itu.

Daily Mail juga melaporkan, peretasan itu ditemukan selama kampanye kepemimpinan Partai Konservatif yang menyebabkan Truss menjadi perdana menteri.

Seperti diberitakan KOMPAS.TV, Truss meninggalkan jabatannya minggu lalu sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Rishi Sunak.

Baca Juga: Akui Kesalahan Pemerintahan Sebelumnya, Rishi Sunak: Maksud Liz Truss Baik, Saya Akan Perbaiki

Media Inggris hari Sabtu, (29/10/2022) melaporkan bahwa telepon pribadi mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss diretas saat menjadi menteri luar negeri, oleh tersangka agen yang bekerja untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Ketua Komite Pertahanan Parlemen Inggris Tobias Ellwood menuntut digelarnya penyelidikian penuh (Sumber: Sky News)

The Mail mengatakan pesan yang jatuh ke tangan asing termasuk kritik terhadap mantan perdana menteri Boris Johnson yang dibuat oleh Truss dan Kwarteng, "yang mengarah pada potensi risiko pemerasan".

Rincian insiden itu "ditutupi oleh Perdana Menteri Boris Johnson dan Sekretaris Kabinet Simon Case saat itu," yang memilih untuk tidak mempublikasikannya, seperti laporan Tass Rusia.

"Pemerintah dipanggil untuk penyelidikan mendesak menyusul laporan bahwa telepon milik Liz Truss diretas oleh Rusia ... Demokrat Liberal dan Partai Buruh menyebut tuduhan itu "sangat serius" dan "mengganggu," kata laporan tersebut.

Kepala Komite Pertahanan Parlemen Inggris, Tobias Ellwood, mengatakan kepada sebuah saluran TV Inggris bahwa "Komite Parlemen untuk Intelijen dan Keamanan harus melakukan penyelidikan lebih lanjut."

 

Sebelumnya, pemerintah Inggris yang dipimpin oleh Truss, menghadapi banyak kritik atas rencana ekonominya dan kekhawatiran bahwa pemerintah akan menambah utang nasional untuk mengimplementasikannya.

Rencana tersebut dipresentasikan di parlemen oleh mantan menteri keuangan Kwazi Kwarteng dan melibatkan pemotongan pajak besar-besaran.

Baca Juga: Usai Bicara dengan Biden, Sunak Tegaskan Inggris-AS Punya Hubungan Spesial, Terus Dukung Ukraina

Setelah diumumkan, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris bertenor lima tahun naik ke level tertinggi sejak 2008 sebesar 4,6 persen yang berarti penurunan permintaan surat utang.

Dalam hal ini, kurs pound sterling turun tajam dan selama perdagangan jatuh ke level terendah bersejarah 1,054 dolar per pon. Akibatnya, Truss, yang terpilih pada September, terpaksa mengundurkan diri setelah hanya menjabat selama 44 hari.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU