> >

AS Akhirnya Bebaskan Tawanan Tertua Kamp Guantanamo Diduga Terlibat Al-Qaeda, Pulangkan ke Pakistan

Kompas dunia | 29 Oktober 2022, 21:24 WIB
Seorang kakek berusia 75 tahun dari Pakistan yang merupakan tahanan tertua di pusat penahanan Teluk Guantanamo dibebaskan dan dikembalikan ke Pakistan. (Sumber: AP Photo/Counsel to Saifullah Paracha via AP)

Baca Juga: Taliban Ingin Baikan dengan AS, Anggotanya yang Ditahan 15 Tahun di Penjara Guantanamo Dibebaskan

Paracha menyatakan dia tidak tahu mereka adalah Al-Qaeda dan membantah terlibat dalam terorisme.

AS menangkap Paracha di Thailand tahun 2003 dan menahannya di Guantanamo sejak September 2004. Washington lama menegaskan mereka dapat menahan tahanan tanpa batas waktu dan tanpa tuduhan di bawah hukum perang internasional.

Pada November 2020, Paracha, yang menderita sejumlah penyakit, termasuk diabetes dan kondisi jantung, tampil di hadapan dewan peninjau, yang didirikan di bawah Presiden Barack Obama untuk mencoba mencegah pembebasan tahanan yang diyakini pihak berwenang mungkin terlibat tindakan anti-AS setelah mereka dibebaskan dari Guantanamo.

Pada saat itu, pengacaranya, Sullivan-Bennis, mengatakan dia lebih optimis tentang prospeknya karena pemilihan Presiden Joe Biden, kesehatan Paracha yang buruk dan perkembangan dalam kasus hukum yang melibatkan putranya, Uzair Paracha.

Putranya dihukum pada tahun 2005 di pengadilan federal di New York karena memberikan dukungan terhadap terorisme, sebagian berdasarkan kesaksian dari saksi yang sama yang ditahan di Guantanamo yang diandalkan AS untuk membenarkan penahanan ayahnya.

Pada Maret 2020, setelah seorang hakim membuang laporan saksi tersebut dan pemerintah AS memutuskan untuk tidak mencari pengadilan baru, Paracha yang lebih muda dibebaskan dan dikirim kembali ke Pakistan.

Dalam pernyataannya tentang pemulangan para penatua Paracha, Kemenhan AS hari Sabtu (29/10) mengatakan, 35 tahanan tetap berada di Teluk Guantanamo, dan 20 di antaranya memenuhi syarat untuk dipindahkan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU