> >

Diancam Putin, Korea Selatan Bantah Mengirimkan Senjata Mematikan ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 28 Oktober 2022, 13:31 WIB
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. Korea Selatan membantah berikan bantuan senjata mematikan ke Ukraina. (Sumber: Jeon Heon-Kyun/Pool Photo via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol membantah pihaknya telah mengirimkan senjata kepada Ukraina.

Bantahan tersebut diungkapkan Yoon Suk-yeol setelah mendapatkan ancaman dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada Kamis (27/10/2022) di Moskow, Putin menuduh Barat telah memantik peperangan di Ukraina.

Ia juga menegaskan kepada Korea Selatan bahwa memasok senjata ke Ukraina, akan menghancurkan kedua negara.

Baca Juga: Selidiki Tuduhan Rusia bahwa Ukraina Membuat Bom Kotor, IAEA Luncurkan Tim ke Dua Lokasi Ukraina

Hal itu mensinyalkan Rusia akan bergerak untuk mengirimkan persenjataan ke Korea Utara.

“Kami hanya memberikan bantuan kemanusiaan dan perdamaian ke Ukraina untuk solidaritas komunitas internasional, tapi tak pernah senjata mematikan atau sejenisnya,” kata Yoon, Jumat (28/10/2022) dikutip dari Al-Jazeera.

 

“Tetapi bagaimanapun juga, ini menyangkut kedaulatan kami, dan saya ingin Anda tahu bahwa kami mencoba mempertahankan hubungan yang baik dan damai dengan semua negara di dunia, termasuk Rusia,” tuturnya.

Sebelumnya Korea Selatan telah mengirim rompi anti-peluru, helm dan alat militer tak mematikan, serta suplai medis ke Ukraina.

Namun, mereka menolak permintaan Ukraina untuk persenjataan.

Meski menjadi sekutu Amerika Serikat (AS), Korea Selatan tetap tak memberikan Ukraina bantuan persenjatan mematikan.

Baca Juga: Rusia Menentang Seruan Barat Selidiki Drone Kiriman Iran di Ukraina, Menyebutnya Preseden Berbahaya

Mereka juga menolak menghindari permusuhan dengan Rusia, baik karena alasan ekonomi maupun pengaruh yang diberikan Moskow atas Korea Utara.

Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai delapan bulan lalu telah membunuh ribuan orang, membuat jutaan orang harus pindah, mengguncang ekonomi global dan membuka kembali perbedaan di era Perang Dingin.

Putin sendiri membela perangnya dan menyalahkan AS serta Barat karena memperuncing konflik di Ukraina.

Ia menambahkan Barat telah bermain dengan apa yang disebutnya sebagai permainan geopolitik yang berbahaya, penuh darah dan kotor, yang kini membuat kehancuran di seluruh dunia.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU