Lima Nama Ini Digadang-gadang Gantikan Liz Truss sebagai PM Inggris, Termasuk Boris Johnson
Laporan dari london | 21 Oktober 2022, 15:13 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Pengunduran diri Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, pada Kamis (20/10/2022) memantik pemilihan kepemimpinan lain untuk Partai Konservatif Inggris.
Perempuan bernama lengkap Mary Elizabeth Truss itu mengatakan penggantinya akan dipilih pada pekan depan.
Anggota parlemen senior Partai Konservatif Graham brady mengatakan bahwa setiap kandidat harus mendapatkan 100 nominasi dari legislator untuk dapat mencalonkan diri. Pemilihan tersebut, kata dia, akan berakhir pada Jumat (28/10/2022).
Melansir dari Associated Press, setidaknya ada lima nama calon kandidat yang dianggap paling kredibel sebagai pengganti Liz Truss, yakni mantan Kepala Departemen Keuangan Rishi Sunak, mantan Menteri Kabinet Penny Mordaunt, dan Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Lalu, mantan Perdana Menteri Boris Johnson dan mantan Menteri Dalam Negeri Suella Braverman.
Baca Juga: Liz Truss Mundur Saat Inflasi Inggris Tertinggi dalam 40 Tahun, Anak Kelaparan, Upah Pekerja Turun
Rishi Sunak
Rishi Sunak (42) menempati peringkat kedua tepat di bawah Truss dalam pemilihan terakhir. Ia berhasil mengumpulkan 60.399 suara, sedangkan Truss mendapatkan 81.326 suara.
Ia keluar dari Kepala Departemen keluangan pada Juli 2022 ketika memprotes kepemimpinan Perdana Menteri sebelumnya, Boris Johnson.
Ketika pemilihan Perdana Menteri untuk menggantikan Boris, ia memosisikan diri sebagai kandidat yang menyampaikan kebenaran pahit tentang kondisi keuangan Inggris.
Ia menilai, Inggris perlu mengatasi inflasi terlebih dahulu, daripada melakukan pemotongan pajak sebagaimana yang dikampanyekan kandidat lain, termasuk Truss.
Kini, ucapannya terbukti, sebab langkah pemotongan pajak Truss yang tak didanai justru melemahkan Pound Inggris dan memicu kekacauan di pasar saham pada September 2022.
Ia telah menjadi Kepala Departemen Keuangan sejak 2020 dan mengarahkan ekonomi Inggris yang tiarap akibat pandemi Covid-19.
Banyak orang menganggapnya sebagai bintang terbit paling terang dari Partai Konservatif. Namun, tahun lalu ia menghadapi kritikan keras karena dinilai lambat menanggapi krisi biaya di Inggris.
Penny Mordaunt
Penny Mordaunt (49) berada di urutan ketiga setelah Sunak dan Truss dalam pemilihan terakhir.
Ia merupakan mantan Menteri Perdagangan Internasional yang populer di kalangan anggota parlemen Konservatif.
Meski tak banyak dikenal publik Inggris, ia berperan penting dalam kampanye Pro-Brexit. Ia juga merupakan perempuan pertama yang menjadi Menteri Pertahanan Inggris pada 2019.
Baca Juga: PM Inggris Liz Truss Mundur: Rusia Gembira, Prancis Prihatin, dan Oposisi Tuntut Pemilu Segera
Ben Wallace
Ben Wallace merupakan pensiunan tentara berusia 52 tahun yang populer di kalangan Partai Konservatif.
Ia menganggap profilnya sebagai kunci suara pemerintah dalam respons Inggris atas perang Rusia-Ukraina.
Belakangan, ia ingin tetap berada dalam perkerjaanya saat ini.
Boris Johnson
Ada yang berspekuali bahwa Boris Johnson dapat kembali mengajukan diri sebagai Perdana Menteri.
Beberapa jam setelah pengunduran diri Truss, sejumlah anggota Partai Konservatif.
"Satu-satunya orang yang mendapat mandat dari masyarakat umum adalah Boris Johnson," kata salah satu anggota parlemen, Marco Longhi.
"Dia adalah satu-satunya orang yang bisa menjalankan mandat dari rakyat," imbuhnya.
Johnson memimpin Partai Konservatif meraih kemenangan terbesar mereka dalam beberapa dekade dalam pemilihan umum 2019, sebagian besar didukung oleh janjinya untuk “menyelesaikan Brexit.”
Kepemimpinan Boris dibayang-bayangi skandal pesta alkohol di rumah pribadinya saat pembatasan Covid-12 diberlakun. Ia pun terpaksa mengundurkan diri pada 7 Juli 2022.
Baca Juga: Inggris Didera Krisis, Perdana Menteri Liz Truss Mengundurkan Diri, Hanya Menjabat selama 44 Hari
Suella Braverman
Braverman menanggalkan jabatannya sebagai Menteri Dalam Negeri pada Rabu (19/10/2022) dengan sebuah surat berisi kritikan keras atas jabatan Perdana Menteri Truss yang bergejolak. Langkahnya itu kemudian disusul pengunduran diri Truss beberapa jam kemudian.
Braverman dinilai sebagai orang pertama yang bersiap menggantikan kepemimpinan Truss.
Selama memimpin institusi pemerintah yang mengawasi imigrasi dan kontraterorisme, Braverman bersumpah untuk menindak keras para pencari suaka.
Dia bahkan ingin menarik Inggris keluar dari Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.
Baca Juga: Baru Saja Berkuasa, Kepemimpinan PM Inggris Liz Truss Kini di Ujung Tanduk, Ini Sebabnya
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/AP Newsroom