Margaret Thatcher, PM Inggris Perempuan Pertama dengan Masa Jabatan Terlama, Lahir Oktober
Kompas dunia | 21 Oktober 2022, 05:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Perdana Menteri (PM) Inggris Margaret Thatcher (periode 1979–1990), punya reputasi dan catatan penting dalam pemerintahan Inggris.
Perempuan kelahiran 13 Oktober 1925 itu tercatat sebagai perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Inggris sekaligus di Eropa.
Bukan hanya itu, masa jabatannya pun terlama dari semua PM Inggris sejak 1827, yaitu memenangi tiga pemilu secara berturut-turut.
Kehebatan dan keberaniannya dinobatkan setara dengan PM Winston Churchill.
Margaret terlahir dengan nama Margaret Hilda Thatcher, pada 13 Oktober 1925 di Gantham, Lincolnshire, merupakan anak dari pasangan Alfred Roberts dan Beatrice Ethel.
Ayahnya mempunyai dua toko kelontong, dan dikenal sebagai Alderman, atau anggota dewan kota setempat, dan pernah menjadi Wali Kota Grantham pada 1945-1946. Margaret Roberts masuk ke sekolah SD Huntingtower Road.
Baca Juga: Baru Saja Berkuasa, Kepemimpinan PM Inggris Liz Truss Kini di Ujung Tanduk, Ini Sebabnya
Mengutip Kompas.com, karir politiknya dimulai saat bergabung dengan Asosiasi Konservatif lokal, dan ikut konferensi mereka di Llandudno, Wales, di 1948 sebagai perwakilan Asosiasi Konservatif Oxford.
Dia kemudian masuk ke Vermin Club, organisasi akar rumput Konservatif yang dibentuk sebagai respon komentar melecehkan dari politisi Partai Buruh, Aneurin Bevan.
Thatcher mulai membetot perhatian ketika masuk ke parlemen, selain menjadi kandidat termuda (saat itu dia berusia 25 tahun), juga kandidat perempuan pertama.
Sayang, dalam pemilihan 1950 dan 1951, dia harus mengaku kalah dari rival beratnya, Norman Dodds. Kalah dua tahun berturut-turut, tak mengesampingkan ambisi politiknya. Bahkan, suaminya membiayai Thatcher untuk belajar hukum.
Baru pada April 1959, Thatcher berhasil masuk melalui "kursi aman" Konservatif di Finchley. Kali ini, dia berhasil duduk sebagai anggota Majelis Rendah (House of Commons) Parlemen Inggris.
Dari sini karir politiknya terus menanjak. Pidato pertamanya sebagai anggota baru didengarkan hingga diramalkan bakal masuk sebagai PM. Namun dia masih pesimistis.
"Populasi pria terlalu menghakimi. Tidak akan ada perdana menteri perempuan di masa saya," tutur Thatcher saat itu.
Ketika Partai Konservatif memenangkan Pemilu 1970, Thatcher didapuk di kabinet menjadi Menteri Pendidikan dan Sains.
Pada saat itu, dia mendapat julukan "Thatcher, milk snatcher" karena berusaha menghapuskan program susu gratis di sekolah bagi anak usia 7-11 tahun.
Baca Juga: Makin Parah, Jutaan Warga Inggris Kurangi Frekuensi Makan Tiap Hari akibat Krisis Ekonomi dan Energi
Nasib baik menghampirinya pada 4 Mei 1979, ketika terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris. Berbagai kebijakannya banyak membuat dunia terperangah.
Bahkan, pada 1976 sebelum jadi PM, Thatcher berpidato soal kebijakan luar negeri, dan menuduh Uni Soviet berusaha mendominasi dunia.
Pidatonya itu membuat harian militer Soviet, Krasnaya Zevzda (Bintang Merah) membuat berita berjudul "Si Perempuan Besi Timbulkan Kekhawatiran".
Saat itulah, julukan "Iron Lady" disematkan Thatcher merujuk kepada "Iron Chancellor" Otto von Bismarck dari Jerman.
Setelah 11 tahun berkuasa, Thatcher mengumumkan pengunduran diri pada 22 November 1990, dan memberi jalan kepada untuk John Major menggantikannya. 28 November 1990, dia meninggalkan Downing Street 10, kantor Perdana Menteri, dengan tangis, dan menuduh pihak yang melawannya sebagai pengkhianat.
"Perempuan Besi" ini wafat ada 8 April 2013 dalam usia 88 tahun.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Kompas.com