Jokowi Sebut Mahkamah Konstitusi Pilar Utama Tegakkan Keadilan Konstitusional
Kompas dunia | 6 Oktober 2022, 04:25 WIBNUSA DUA, KOMPAS.TV – Mahkamah Konstitusi merupakan pilar utama dalam menegakkan constitutional justice (keadilan konstitusional), yang merupakan elemen kunci dari demokrasi perlindungan hak asasi manusia dan kepastian hukum.
Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi Sedunia Tahun 2022 atau The 5th Congress of the World Conference on Constitutional Justice (WCCJ), Rabu (5/10/2022), di Nusa Dua, Bali.
Dalam kegiatan bertema ‘Constitutionalism and Peace’ yang dihadiri oleh hakim-hakim konstitusi dari 119 negara di Afrika, Amerika, Australia, Asia, dan Eropa tersebut, Jokowi mengakui pentingnya peran hakim konstitusi.
"Saya memahami pentingnya peran Bapak/Ibu yang mulia, para hakim konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya, dikutip dari Antara.
“Mahkamah Konstitusi merupakan pilar utama dalam menegakkan constitutional justice yang merupakan elemen kunci dari demokrasi perlindungan hak asasi manusia dan kepastian hukum," lanjut Jokowi.
Baca Juga: Pasca Tragedi Kemanusiaan di Malang, Jokowi Kunjungi Stadion Kanjuruhan
Namun, kata dia, tugas tersebut makin sulit dan berat, karena selain menegakkan constitutional justice, kata Presiden, semua negara di dunia saat ini harus menangani beberapa krisis.
Bahkan, pandemi pun belum sepenuhnya berakhir tetapi dunia kembali dikejutkan dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang mengacaukan rantai pasok perdagangan global.
"Krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial tidak terhindarkan lagi," ucap Jokowi.
Jokowi juga menyebut Indonesia, seperti negara-negara lain, berupaya menerapkan keadilan konstitusional (constitutional justice) seiring dengan upaya penanganan berbagai krisis.
"Selain memperjuangkan constitutional justice yang merupakan elemen kunci dari demokrasi, perlindungan HAM, dan kepastian hukum, masing-masing negara pasti sedang berjuang keras menghadapi krisis pangan, energi, dan finansial.”
Masing-masing negara, kata Jokowi, pasti mencari titik sinergi antara constitutional justice dan penanganan krisis.
Perang yang berkelanjutan, menurut Jokowi, akan mengakibatkan krisis dunia yang berkelanjutan.
Oleh sebab itu, semua pihak ingin perang segera dihentikan dan perdamaian segera dibangun.
“Itu harapan kita semua, kita harus bersama-sama berjuang untuk menghentikan perang dan membangun perdamaian, tetapi kita juga harus bersiap untuk memitigasi dan mengelola krisis dengan sebaik-baiknya," urainya.
Jokowi juga berharap WCCJ menjadi forum untuk bertukar pikiran dan bertukar pengalaman sehingga tercipta langkah bersama lintas negara dalam membangun perdamaian dalam menangani krisis dan sekaligus dalam menegakkan constitutional justice.
Baca Juga: Tinjau Stadion Kanjuruhan, Jokowi: Saya Perintahkan untuk Audit Seluruh Stadion!
"Di tengah menguatnya rivalitas antarnegara, baik di bidang militer maupun ekonomi, kita harus memperkuat rajutan persahabatan antarbangsa, kita harus mendorong jalinan kerja sama antarnegara, kita perbanyak kolaborasi untuk mewujudkan stabilitas perdamaian dan kemakmuran dunia," tambahnya.
Presiden pun meminta ada perluasan ruang kerja sama, baik dalam konteks bilateral maupun multilateral.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara