Waduh! Pejabat Senior Indonesia Disebut Jadi Target Pengintaian Mata-mata Israel
Kompas dunia | 30 September 2022, 11:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah pejabat senior Indonesia baik di permerintahan dan militer disebut telah menjadi target pengintaian mata-mata Israel, tahun lalu.
Israel dilaporkan mengintai para pejabat senior tersebut melalui perangkat lunak mata-mata.
Dikutip dari The Strait Times, Jumat (30/9/2022, )berdasarkan sumber yaitu sembilan orang yang dekat dengan masalah ini, perangkat lunak itu diciptakan oleh sebuah firma pengintaian Israel.
Target pengintaian itu termasuk di antaranya Menteri Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga: Dilarang Masuk Thailand, Mantan Miss Myanmar yang Diancam Dibunuh Junta Militer Cari Suaka ke Kanada
Selain itu juga, dua pejabat militer, dua diplomat regional, serta penasihat untuk Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri.
Enam pejabat dan penasihat yang menjadi target mengatakan mereka menerima pesan elektronik dari Apple paa November 2021.
Pesan itu mengatakan bahwa Apple percaya para pejabat tersebut menjadi target penyerangan yang disponsori sebuah negara.
Apple tak mengungkapkan identitas atau jumlah pengguna yang ditargetan.
Apple dan sejumlah peneliti keamanan mengungkapkan para penerima yang menjadi target menggunakan ForcedEntry, perangkat lunak canggih yang biasa digunakan oleh NSO Group, perusahaan pengintaian siber Israel, untuk membantu badan mata-mata asing mengendalikan iPhone dari jarak jauh dan tak terlihat.
Penggunaan ForcedEentry yang mengeksploitasi kelemahan pada iPhone melalui Teknik peretasan baru yang tak memerlukan interaksi pengguna, dipublikasikan oleh pengawas keamanan siber, Citizen Lab pada September 2021.
Baca Juga: Sidang Majelis Umum PBB Didominasi Isu Ukraina, Palestina Ingatkan Dunia soal Pendudukan Israel
Sebuah perusahaan siber Israel, QuaDream, juga telah mengembangkan perangkat peretasan yang nyaris identik.
Kompas TV telah mencoba menghubungi untuk meminta komentar Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait insiden itu, namun Kepala BSSN Hinsa Siburian belum memberi respons.
Hingga saat ini masih belum diketahui siapa yang membuat atau menggunakan perangkat lunak mata-mata itu menargetkan pejabat Indonesia.
Selain itu juga tak diketahui apakah usaha peretasa tersebut berhasil, dan jika iya apa yang para peretas itu dapatkan sebagai hasilnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Strait Times