> >

Perempuan Inggris Terpaksa Jadi PSK karena Krisis Biaya Hidup, Istri Tentara Bahkan Salah Satunya

Kompas dunia | 23 September 2022, 12:19 WIB
Ilustrasi prostitusi (Sumber: Shutterstock.com)

LONDON, KOMPAS.TV - Krisis biaya hidup di Inggris dilaporkan membuat banyak perempuan di negara itu terpaksa menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK).

Bahkan seorang istri tentara dilaporkan harus bekerja dalam industri prostitusi tersebut karena krisis keuangan.

Salah satu istri tentara berusia 25 tahun yang juga ibu dua anak, mengatakan ia terpaksa menjadi PSK paruh waktu setelah kehilangan pekerjaannya di kafe.

“Saya memulainya karena putus asa. Suami saya mendapatkan sekitar 28.000 poundsterling (Rp427,7 juta) tetapi biaya hidup terus meningkat, hampir setiap hari kami berjuang. Saya bisa bilang kami hidup dalam kemiskinan,” tuturnya dikutip dari Mirror.

Baca Juga: Waduh! Perempuan Inggris Malah Semakin Banyak yang Berjudi akibat Krisis Biaya Hidup

“Saya bahkan harus pergi ke bank makanan untuk memberikan makan ke keluarga saya. Pada akhir bulan, tak ada uang tersisa, dan kami semakin jatuh ke dalam utang,” ujarnya.

Ia mengungkapkan seseorang di garnisunnya meminjamkan uang dengan bunga besar.

 

“Stresnya sangat besar, saya berpikir kami mungkin akan berpisah,” katanya.

Perempuan tersebut menikah dengan seorang kopral dan tinggal di sebuah rumah Angkatan Darat (AD).

Ia mengakui suaminya mengetahui pekerjaannya sebagai PSK.

Meski sempat terkejut, sang suami pun mendukung pekerjaan istrinya.

“Ia tahu ini bukan sekadar seks bagi saya, jadi tak ada rasa cemburu. Kami menetapkan sejumlah aturan dasar. Ia bahkan mengantarkan saya bertemu klien,” ujarnya.

“Saya bahkan mengatakan kepada klien, suami saya ada di mobil dan sejauh ini tak ada masalah,” tuturnya.

Perempuan itu mengatakan dirinya menetapkan tarif 150 poundsterling (Rp2,5 juta) per jam, dan bisa menghasilkan 1.000 poundsterling (Rp16,8 juta) per pekan.

Menurut English Collective of Prostitutes, jumlah perempuan yang menjadi PSK di Inggris terus bertambah.

English Collective of Prostitutes merupakan jaringan nasional yang mengimbau perempuan yang bekerja di industri seks untuk menjaga diri tetap aman, dan mematuhi hukum.

“Krisis biaya hidup kini mendorong perempuan untuk bekerja di industry seks dengan berbagai cara, entah itu di jalanan, di suatu tempat atau secara online,” kata Juru Bicara English Collective of Prostitutes, Niki Adams dikutip dari Sky News.

Baca Juga: Rusia Laporkan 10.000 Orang Mendaftar Mobilisasi Hanya Dalam 24 Jam untuk Berperang di Ukraina

“Secara keseluruhan, apa yang kita lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu dari tempat yang putus asa,” ujarnya.

Hal itu juga diamini oleh pekerja dari Beyond The Streets, Nikki McNeill, yang membantu orang-orang menemukan rute untuk industri seks di Inggris.

Ia mengatakan dirinya dan kolega, melihat adanya peningkatan perempuan menjual “seks bertahan hidup”.

“Kami menyebutnya seperti itu, karena hanya itu satu-satunya pilihan bagi perempuan bertahan hidup. Itu cukup memenuhi kebutuhan dasar, cukup menghasilkan uang untuk makan dan tempat tinggal,” katanya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Mirror/Sky News


TERBARU