Waduh! Perempuan Inggris Malah Semakin Banyak yang Berjudi akibat Krisis Biaya Hidup
Kompas dunia | 23 September 2022, 11:32 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Meningkatnya krisis biaya hidup di Inggris menimbulkan fenomena yang cukup mengejutkan. Hal itu ternyata membuat perempuan Inggris semakin banyak yang berjudi.
Anomali tersebut diyakini terjadi karena para perempuan Inggris mencoba untuk menambah pendapatan rumah tangga mereka.
Yayasan GambleAware mengungkapkan satu dari empat perempuan atau sekitar 24 persen, berusia 18-49 tahun yang berjudi diperkirakan akan berjudi lebih banyak pada beberapa bulan ke depan karena krisis biaya hidup.
Baca Juga: Dirjen WHO Tegaskan Pandemi Covid-19 Belum Selesai
Sedangkan 12 persen lainnya telah menjadikan berjudi sebagai usaha meningkatkan pendapatan.
Yayasan itu juga menunjukkan melalui survei, yaitu seperlima perempuan (21 persen) juga sudah mengalami tantangan kesehatan seperti stres dan kecemasan karena perjudian.
Ditakutkan hal tersebut akan terus meningkat pada beberapa bulan ke depan karena musim dingin kerap dikaitan dengan meningkatnya perjudian online di antara para perempuan.
Sebagai tanggapan, yayasan tersebut telah meluncurkn kampanye pencegahan yang menargetkan perempuan untuk meningkatkan kesadaran akan dukungan yang tersedia bagi mereka yang mungkin sedang berjuang.
Kampanye ini menantang stigma seputar perempuan yang berjudi, mendorong mereka dan orang-orang yang mereka cintai untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini.
“Ketka kesulitan keuangan meningkat di tengah krisis biaya hidup, dan jumlah perempuan yang berjudi online meningkat, kami khawatir itu menciptakan badai sempurna yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah yang mengalami kerugian karena judi,” ujar Ketua Eksekutif GambleAware Zoe Osmond dikutip London Evening Standard, Kamis (22/9/2022).
“Kami harus mendobrak stigma yang menghalangi terlalu banyak perempuan untuk mencari dukungan vital,” ujarnya.
Baca Juga: Mengerikan! Pria Ini Kehilangan Anting Hidung 5 Tahun Lalu, Ternyata Ada dalam Paru-Parunya
Berdasarkan survei terhadap lebih dari 1.600 perempuan yang berjudi menemukan bahwa satu dai tiga (32 persen) akan enggan berbicara dengan anggota keluara tentang kekhawatiran atas perjudian mereka.
Hampir setengah (49 persen) dari perempuan ini menyatakan rasa malu sebagai penghalang utama.
Sekitar 63 persen merasa perjudian perempuan dipandang kurang diterima daripada pria.
Sedangkan satu dari lima (19 persen) sudah menyembunyikan atau meremehkan perjudian yang mereka lakukan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : London Evening Standard