Arab Saudi Kirim Astronaut Perempuan ke Luar Angkasa Tahun 2023, Visi Ambisius Putra Mahkota MBS
Kompas dunia | 22 September 2022, 21:44 WIBDUBAI, KOMPAS.TV — Arab Saudi pada Kamis (22/9/2022) mengumumkan akan meluncurkan program pelatihan dengan tujuan mengirim astronotnya sendiri, termasuk seorang astronot perempuan, ke luar angkasa tahun depan.
Kerajaan Arab Saudi secara aktif mempromosikan sains dan teknologi sebagai bagian dari rencana Visi 2030 untuk merombak ekonominya dan mengurangi ketergantungannya pada ekspor minyak bumi.
Rencana tersebut, seperti dilansir Associated Press, adalah salah satu program Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), juga menyerukan integrasi yang lebih besar bagi perempuan ke dalam angkatan kerja di negara muslim konservatif itu. Arab Saudi mencabut larangan lama terhadap perempuan untuk mengemudi pada tahun 2018 lalu.
"Program Astronaut Arab Saudi, yang merupakan bagian integral dari visi ambisius Kerajaan 2030, akan mengirim astronaut Saudi ke luar angkasa untuk membantu melayani umat manusia dengan lebih baik," kata Komisi Luar Angkasa Saudi dalam sebuah pernyataan.
"Salah satu astronaut yang akan dikirim adalah perempuan Saudi, yang misinya ke luar angkasa akan mewakili sejarah pertama bagi Kerajaan." kata pernyataan Komisi Luar Angkasa Arab Saudi.
Baca Juga: Inilah Kisah Nora al-Matrooshi, Astronot Perempuan Pertama Uni Emirat Arab
Orang Arab atau muslim pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa adalah Pangeran Sultan bin Salman dari Arab Saudi, saudara tiri putra mahkota dan seorang pilot angkatan udara yang merupakan bagian dari tujuh anggota awak misi Discovery NASA tahun 1985.
Pangeran Sultan bin Salman kemudian menjabat sebagai Kepala Komisi Luar Angkasa Saudi dari 2018 hingga tahun lalu, ketika dia ditunjuk sebagai penasihat Raja Salman.
Uni Emirat Arab (UEA) yang bertetangga memiliki program luar angkasa terkemuka di dunia Arab, setelah meluncurkan penyelidikan ke orbit Mars pada Februari 2021.
UEA berencana untuk meluncurkan penjelajah bulan pertamanya pada November.
Jika misi bulan berhasil, UEA dan Jepang, yang menyediakan pendarat, akan bergabung dengan jajaran hanya AS, Rusia dan Cina sebagai negara yang telah menempatkan pesawat ruang angkasa di permukaan bulan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press