> >

Rezim Kim Jong-Un Balas Tuduhan AS, Korea Utara Tak Pernah Pasok Senjata ke Rusia

Kompas dunia | 22 September 2022, 13:28 WIB
Rudal balistik lintasbenua Hwasong-17 Korea Utara dipamerkan dalam parade militer di Pyongyang, Senin (25/4/2022) malam waktu setempat. (Sumber: KCNA/KNS via Associated Press)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara akhirnya membalas tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka mengirimkan senjata ke Rusia.

Rezim pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan mereka tak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia, dan tak akan pernah melakukan itu.

Mereka menyebut laporan AS tersebut sebagai usaha untuk menodai imej Korea Utara.

“Akhir-akhir ini, AS dan kekuatan musuh lainnya membicarakan tentang pelanggaran resolusi dari Dewan Keamanan PBB, menyebarkan rumor dari kesepakatan bersenjata antara Korea Utara dan Rusia,” bunyi pernyataan dari media Korea Utara, KCNA, Kamis (22/9/2022), dikutip dari The Guardian.

Baca Juga: Pejabat Indonesia Disebut Berkunjung ke Israel, Kemlu Langsung Bereaksi

“Kami sebelumnya tak pernah mengekspor senjata atau amunisi ke Rusia sebelumnya, dan tak pernah berencana melakukannya,” lanjut media tersebut.

 

Pernyataan tersebut mengutip dari Wakil Direktur Jenderal Biro Perlengakapan Umum Kementerian Peratahanan Nasional, yang namanya tak disebutkan.

Menurut KCNA, pejabat tersebut juga meminta agar Washington berhenti membuat komentar sembrono dan meminta mereka tutup mulut.

Baca Juga: Mengejutkan, Inggris Ternyata Undang Rezim Kim Jong-Un ke Pemakaman Ratu Elizabeth II

Pejabat AS pada awal bulan ini telah mengonfirmasikan penilaian intelijen AS yang dirahasiakan, bahwa Korea Utara sedang dalam proses menjual senjata ke Rusia.

Korea Utara pun disebut telah melanggar sanksi dewan keamanan PBB yang melarang Pyongyang mengimpor atau mengekspor senjata.

Pengiriman senjata tersebut dilaporkan termasuk jutaan peluru artileri dan roket.

Pengiriman itu disebut menjadi usaha Moskow untuk mengurangi kekurangan pasokan yang parah di Ukraina, yang diperburuk kontrol dan sanksi ekspor yang dipimpin AS.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU