> >

PM Liz Truss Bersumpah Inggris akan Bantu Ukraina Sampai Menang Perang Lawan Rusia

Krisis rusia ukraina | 22 September 2022, 13:06 WIB
PM Liz Truss, Rabu (21/9/2022) bersumpah di hadapan Majelis Umum PBB untuk meneruskan bantuan militer Inggris ke Ukraina yang perang melawan Rusia (Sumber: EPA-EFE)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris Liz Truss, hari Rabu, (21/9/2022) bersumpah saat berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meneruskan bantuan militer Inggris ke Ukraina yang dilanda perang sampai Ukraina menang melawan Rusia.

Seperti laporan Straits Times, Kamis, (22/9/2022), PM Truss menjadi pemimpin Barat terbaru di Majelis Umum PBB di New York yang mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin yang baru saja mengerahkan pasukan cadangan sebagai tanda jelas bahwa dia belum akan mengakhiri konflik.

Langkah Putin hanya menyoroti "kegagalan akbar" dari serangan Rusia ke tetangganya, dan memperkuat tekad sekutu Barat untuk mendukung Kyiv, kata Truss.

"Kami tidak akan beristirahat sampai Ukraina menang," kata Truss kepada Majelis Umum PBB pada perjalanan pertamanya sejak menjabat, mencatat bahwa "senjata baru Inggris tiba di Ukraina saat saya berbicara."

 

"Pada momen penting dalam konflik ini, saya berjanji bahwa kami akan mempertahankan atau meningkatkan dukungan militer kami ke Ukraina selama yang diperlukan."

Pemimpin Konservatif itu juga mengatakan bahwa Inggris berkomitmen untuk membelanjakan tiga persen dari PDB-nya untuk pertahanan pada tahun 2030, jauh lebih tinggi daripada komitmen dua persen untuk pengeluaran pertahanan oleh anggota NATO.

Baca Juga: Keras! Zelenskyy Ungkap Rusia Berbohong Usai Umumkan Mobilisasi Militer: Tak Akan Ada Perdamaian

Vladimir Putin hari Rabu, (21/9/2022) mengumumkan mobilisasi tentara di Rusia, ingin rekrut 300.000 tentara tempur.  (Sumber: Russia 24 via AP)

Komentar PM Truss itu muncul di tengah meningkatnya kebencian di beberapa tempat di negara berkembang atas pengeluaran besar-besaran Barat untuk senjata bagi Ukraina.

Truss juga menyerukan persatuan ekonomi sebagai alat yang ampuh melawan agresi.

"G-7 dan mitra kami yang berpikiran sama harus bertindak sebagai NATO ekonomi, secara kolektif membela kemakmuran kami," katanya dalam pidatonya.

"Jika ekonomi mitra menjadi sasaran rezim yang agresif, kita harus bertindak untuk mendukung mereka, semua untuk satu, dan satu untuk semua."

Kekuatan Barat seperti Jerman semakin berusaha untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dan gas dari Rusia, yang dipandang sebagai pengaruh utama bagi Putin.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU