> >

Presiden AS Joe Biden Desak Pelarangan Sumbangan Gelap Politik dalam Pemilu

Kompas dunia | 21 September 2022, 09:19 WIB
Joe Biden hari Selasa, (20/9/2022) mengulangi desakan untuk mengakhiri donasi gelap politik, atau pengeluaran politik rahasia oleh orang super kaya. (Sumber: CBS News)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden hari Selasa, (20/9/2022) mengulangi desakan untuk mengakhiri donasi gelap politik, atau pengeluaran politik rahasia oleh orang super kaya.

Seperti laporan Straits Times, Rabu, (21/9/2022), desakan itu dinyatakan menjelang pemungutan suara senat untuk membatasi apa yang disebut "uang gelap" dalam politik seputar pemilu.

Upaya pembatasan donasi gelap itu dipandang akan gagal karena kurangnya dukungan Partai Republik.

Partai Demokrat bertahun-tahun mengeluh bahwa para taipan menyusupkan ratusan juta dolar melalui sumbangan yang diatur secara longgar yang tidak mungkin dilacak, dengan tujuan untuk mempengaruhi politik, sehingga meningkatkan ancaman korupsi politik.

"Ada terlalu banyak uang yang mengalir seperti bayang-bayang untuk mempengaruhi pemilihan kita. Ini disebut uang gelap. Itu tersembunyi," kata Biden dalam pidato dari Gedung Putih.

Presiden Biden mencatat sumbangan 1,6 miliar dollar AS baru-baru ini oleh seorang industrialis Chicago kepada Marble Freedom Trust yang ultra-konservatif, kontribusi tunggal terbesar untuk organisasi nirlaba politik yang pernah diungkapkan, dan hanya terungkap berkat media AS.

"Pada akhirnya ini tergantung pada kepercayaan publik. Uang gelap mengikis kepercayaan publik. Kita perlu melindungi kepercayaan publik dan saya bertekad untuk melakukan itu," kata Biden, yang berasal dari partai Demokrat dan saat ini berusia 79 tahun.

Baca Juga: Runyam, Biden Tegaskan Pasukan AS Akan Membela Taiwan terhadap Invasi China

Senat Amerika Serikat. Joe Biden hari Selasa, (20/9/2022) mengulangi desakan untuk mengakhiri donasi gelap politik, atau pengeluaran politik rahasia oleh orang super kaya. (Sumber: AP Photo)

Biden angkat bicara setelah Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat Chuck Schumer mengumumkan bahwa majelis akan mengambil suara prosedural pada Undang-Undang Pengungkapan di hari Rabu, (21/9/2022)

RUU tersebut akan mewajibkan apa yang disebut "super PACs" dan kelompok uang gelap lainnya untuk melaporkan siapa pun yang menyumbang 10.000 dollar AS atau lebih. 

Super PACs adalah komite aksi politik independen yang diizinkan mengumpulkan jumlah yang tidak terbatas, tetapi tidak dapat berkontribusi langsung ke kampanye.

Tapi upaya di itu kekuranhan dukungan 10 anggota Partai Republik yang dibutuhkan untuk bergabung dengan Demokrat, agar mencapai ambang batas 60 suara yang diperlukan untuk membawa undang-undang ke lantai Senat.

Schumer mengatakan setiap senator sekarang menghadapi pilihan untuk "memilih untuk membawa transparansi ke pemilu dengan mengenyahkan selubung uang gelap yang dibenci publik, atau berdiri di sisi uang gelap."

Namun The New York Times bulan Januari melaporkan bahwa donor yang bersekutu dengan Demokrat telah menyamai atau bahkan mungkin melampaui Partai Republik dalam pengeluaran "uang gelap" dalam pemilihan 2020.

Harian itu mengatakan 15 organisasi nirlaba paling aktif secara politik yang bersekutu dengan Demokrat menyerahkan lebih dari 1,5 miliar dollar AS pada tahun 2020, dibandingkan dengan sekitar 900 juta dollar AS yang dihabiskan oleh sampel yang sebanding di pihak Republik.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU