Temuan Horor Ukraina di Kharkiv: Ruang Penyiksaan, Mayat dengan Rahang Hancur dan Kelamin Terpotong
Krisis rusia ukraina | 20 September 2022, 19:35 WIBKHARKIV, KOMPAS.TV - Otoritas Ukraina melaporkan temuan-temuan mengerikan usai merebut kembali ribuan kilometer persegi wilayah di Oblast (daerah setingkat provinsi) Kharkiv dari Rusia pada September ini.
Di Izyum, kota yang diduduki Rusia sejak awal invasi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan temuan sebuah situs yang memuat lebih dari 440 kuburan.
Kuburan massal itu ditemukan di areal hutan dekat Izyum pada pekan lalu. Petugas dari Ukraina tengah menggali kuburan itu untuk mengidentifikasi mayat-mayat.
Baca Juga: Temuan Ukraina di Izyum: Jumlah Korban Diduga Lebih Besar dari Bucha, Sebagian Terindikasi Digantung
Di lain pihak, pejabat-pejabat Rusia dilaporkan telah mengambil jarak dari tuduhan pertanggungjawaban atas dugaan penyiksaan dan pembunuhan di Izyum.
Zelenskyy menyebut kuburan massal Izyum memuat jasad warga sipil dan serdadu Ukraina. Terdapat mayat orang dewasa dan anak-anak di sana, sebagian menunjukkan bekas penyiksaan.
Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Yevheniy Yenin melaporkan bahwa sebagian mayat yang ditemukan di dekat Izyum menunjukkan tanda-tanda “kematian yang menyakitkan.”
“Terdapat banyak (kuburan). Terdapat (mayat dengan) tulang-tulang rusuk yang patah dan kepala rusak, pria dengan tangan terikat, rahang hancur, dan alat kelamin terpotong,” kata Yenin tentang temuan di Izyum.
Sepanjang akhir pekan lalu, Zelenskyy melaporkan bahwa pasukan Ukraina menemukan lebih dari 10 ruang penyiksaan di berbagai desa dan kota di Kharkiv yang sebelumnya diduduki Rusia.
“Saat penjajah pergi, mereka juga meninggalkan alat-alat penyiksaan. Bahkan di stasiun kereta biasa di (permukiman) Kozacha Lopan, sebuah ruang penyiksaan dan alat-alat penyiksaan dengan listrik ditemukan,” kata Zelenskyy dikutip Associated Press.
Ruang penyiksaan di Kozacha Lopan
Di Kozacha Lopan, sebuah perkampungan di Kharkiv yang dekat perbatasan Rusia, kejaksaan Ukraina menyebut ditemukan sebuah ruang penyiksaan.
Ruang itu dilengkapi sel yang disebut digunakan pasukan Rusia untuk menyiksa. Kejaksaan Kharkiv menyebut Rusia membentuk kesatuan polisi untuk mengelola tempat itu.
Pihak kejaksaan mengaku menemukan dokumen-dokumen terkait fungsi sebuah departemen polisi dan implementasi penyiksaan dalam tahanan.
Di lain tempat, Zelenskyy menyebut ruang penyiksaan lain ditemukan di stasiun kereta Kozacha Lopan. Sang presiden menyebut terdapat alat untuk menyetrum tahanan di tempat tersebut.
Vyacheslav Zadorenko, seorang pejabat setempat, menyebut pasukan Rusia menyiksa warga lokal dan membatasi komunikasi dengan dunia luar.
Baca Juga: Cara Ukraina Bikin Rusia Babak Belur di Kharkiv, Tipu Moskow Pakai Isu Serangan Besar ke Kherson
Zadorenko yang juga merupakan warga asli Kozacha Lopan menyebut pasukan Rusia menyita dokumen-dokumen warga. Ibunya termasuk korban penyitaan dokumen ini.
“Orang-orang melalui masa sulit, banyak warga lokal yang nasibnya tidak diketahui hingga hari ini. Banyak warga lokal mati, banyak orang dipaksa dievakuasi ke Federasi Rusia,” kata Zadorenko kepada Associated Press.
Sementara itu, seorang komandan Garda Nasional Ukraina yang tengah bertugas di Kozacha Lopan, Vitaliy mengaku unitnya tengah mencari kuburan terduga korban penyiksaan di permukiman tersebut.
Populasi menyusut karena invasi Rusia
Sejak Rusia meluncurkan invasi pada akhir Februari lalu, warga berbondong-bondong melarikan diri dari berbagai kota dan desa di Kharkiv. Salah satunya terjadi di Desa Kamyanka.
Desa itu tadinya berpopulasi 1.200 jiwa sebelum perang. Namun, kini, hanya ada 10 orang yang tinggal di sana.
Desa Kamyanka sendiri terletak di selatan Kharkiv, tempat pertempuran paling sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina terjadi.
Setelah dipukul mundur Ukraina, pasukan Rusia meninggalkan Kamyanka dalam kondisi porak-poranda. Hampir setiap halaman rumah warga diseraki selongsong peluru dan serpihan bom.
Natalya Zdovorets, satu dari 10 orang yang bertahan di Kamyanka, menyebut warga desa putus hubungan dari dunia luar sejak 5 Maret 2022, awal pendudukan Rusia.
“Kami berada di ruang hampa. Kami terputus dari seluruh dunia. Kami tidak tahu apa yang terjadi,” kata Zdovorets.
“Kami bahkan tidak tahu apa yang terjadi di jalanan seberang karena kami hanya hidup di sini,” sambungnya sambil menunjuk halaman rumah sendiri.
Baca Juga: Senjata Makan Tuan: Ukraina Gunakan Tank yang Ditinggal Mundur Pasukan Rusia untuk Serangan Balik
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press