Cara Elegan Rusia Tanggapi Ancaman Joe Biden, Balas dengan Sedikit Kata
Krisis rusia ukraina | 18 September 2022, 11:59 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia akhirnya menanggapi ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, agar tak menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Sebelumnya Biden sempat mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin jika berniat menggunakan senjata nuklir atau kimia di Ukraina.
Ia menegaskan akan membuat Rusia menjadi lebih hina ketimbang sebelumnya.
Oleh sebab itu, ia meminta agar Putin mengurungkan niat untuk menggunakan senjata nuklir pada perang di Ukraina.
Baca Juga: Rusia Tahan Jurnalis di Perbatasan saat Liputan, Sempat Tak Boleh Temui Pengacara Selama 5 Jam
Ancaman tersebut pun direspons oleh Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov secara elegan.
Pada Sabtu (17/9/2022), Peskov hanya mengeluarkan sedikit kata untuk membalas ancaman Putin.
“Baca doktrin (nuklir Rusia). Semua tertulis lengkap di sana,” kata Peskov kepada RIA Novosti dikutip dari Newsweek.
Doktrin nuklir Rusia mengungkapkan penggunaan senjata nuklir harus mengikuti adanya agresi terhadap Rusia atau sekutunya dengan penggunaan senjata pemusnah massal.
Selain itu, senjata nuklir juga akan digunakan untuk menghadapi agresi ketika keberadaan negara berada di bawah ancaman.
Selama perang di Rusia, ada pesan beragam yang datang dari Moskow mengenai prospek digunakannya senjata nuklir.
Setelah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, Putin menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi.
Baca Juga: Temuan Ukraina di Izyum: Jumlah Korban Diduga Lebih Besar dari Bucha, Sebagian Terindikasi Digantung
Media Rusia pun mencerminkan pemikiran Kremlin yang sering menggambarkan kemampuan nuklir Rusia, dan prospek penggunaannya sebagai bagian dari upaya perangnya.
Namun Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu bulan lalu mengatakan senjata nuklir tak perlu digunakan dari perspektif militer.
Ia menegaskan tujuan utama senjata nuklir Rusia adalah untuk menahan serangan nuklir.
Peskov, seperti halnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, sebelumnya selalu mengatakan senjata konvensional saja yang akan digunakan di Ukraina.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Newsweek