Setelah 13 Tahun, Guinea Akhirnya Adili Bekas Junta Tersangka Pembantaian yang Tewaskan 157 Orang
Kompas dunia | 18 September 2022, 02:05 WIBSaat kejadian, pemerintahan Camara mengeklaim elemen-elemen militer “yang tak terkontrol” menjadi pelaku pembunuhan dan pemerkosaan.
Akan tetapi, menurut laporan Human Rights Watch, para pembantu Camara ada di dalam stadion dan tidak berusaha menghentikan pembunuhan massal tersebut.
Investigasi Human Rigths Watch menyimpulkan bahwa pasukan penjaga presiden berbaret merah Camara mengepung stadion dan memblokade pintu keluar saat pembantaian. Pasukan itu kemudian masuk ke stadion lalu mulai menembak.
Puluhan perempuan juga dilaporkan diculik dari stadion dan klinik-klinik tempat mereka dirawat usai kerusuhan oleh tentara. Para perempuan itu dibawa ke vila-vila lalu diperkosa selama berhari-hari oleh tentara.
Bissiri Diallo, seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam pembantaian tersebut, berharap pengadilan ini akan menyingkap kebenaran atas tragedi itu.
“Hari yang kami nantikan sejak lama telah tiba. Ini waktunya bagi pengadilan ini untuk diadakan,” kata Diallo kepada Associated Press.
“Kematian anak saya di stadion pada 28 September 2009 telah memadamkan seberkas cahaya di jiwa saya untuk selamanya. Saya tidak merasakan kegembiraan atau hasrat hidup apa pun sejak hari itu. Saya harap pengadilan ini akan menghidupkan kembali cahaya ini dalam jiwa saya,” lanjutnya.
Baca Juga: Pasukan Baret Hijau AS Ternyata sedang di Guinea saat Pasukan Elit Negara Itu Gulingkan Presidennya
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press