Buronan Ini Dijuluki Penjahat Terbodoh gara-gara Ditangkap di Kantor Polisi saat Lamar Kerja
Kompas dunia | 15 September 2022, 17:52 WIBCAPE TOWN, KOMPAS.TV - Seorang buronan berusia 40 tahun dijuluki sebagai penjahat terbodoh Afrika Selatan setelah dirinya berhasil ditangkap.
Julukan itu diberikan kepadanya setelah berita penangkapannya viral di media sosial.
Thomas Ngcobo ditangkap usai dirinya pergi ke kantor polisi untuk melamar pekerjaan.
Ngcobo menjadi buronan sejak tujuh tahun terakhir, setelah dirinya mencuri produk perangkat keras senilai 1.200 dolar AS atau setara Rp17,8 juta saat dirinya bekerja sebagai pengantar barang pada 2015.
Baca Juga: Viral Penjaga Peti Mati Ratu Elizabeth II Tiba-Tiba Pingsan, Banjir Simpati Netizen
Ia dilaporkan mengantarkan pesanan ke alamat lain tanpa persetujuan atau sepengetahuan pemiliknya.
Ia pun menjadi buronan setelah manajernya menyadari ada sejumlah invoice atau faktur yang hilang, dan beberapa produk dikirim ke alamat yang salah.
Dikutip dari Oddity Central, nama Ngcobo masuk daftar buronan polisi setelah atasannya mengajukan keluhan terkait dirinya.
Tetapi, Ngcobo mampu menghindari penangkapan selama tujuh tahun.
Namun, pencarian Ngcobo berakhir setelah ia memasuki kantor polisi tanpa rasa bersalah, seolah merasa tak punya catatan kejahatan, untuk melamar pekerjaan.
Juru Bicara Kepolisian Mpumalanga, Brigadir Selvy Mohlala mengungkapkan bagaimana para petugas di kantor polisi saat itu tertegun dengan kedatangan Ngcobo.
Menurut laporan, ia datang untuk menanyakan mengapa dirinya tak menerima balasan atas lamaran kerjanya di kantor polisi dan menanyakan perkembangannya.
“Tersangka ditangkap secara tak terduga pada Senin, 1 Agustus 2022, setelah mengunjungi SAPS Bethal untuk menanyakan aplikasi untuk rekrutmen polisi,” kata Mohlala.
Baca Juga: Mengejutkan, Inggris Ternyata Undang Rezim Kim Jong-Un ke Pemakaman Ratu Elizabeth II
Berdasarkan sumber dari Afrika Selatan, petugas penegak hukum provinsi mempromosikan penangkapan Ngcobo sebagai contoh tak lelah dari pencarian keadilan.
Namun, mereka tak mengungkapkan bahwa tersangka masuk ke kantor polisi secara harafiah.
“Kami bekerja tanpa lelah siang dan malam, berpegang teguh pada mandat kami untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua warga negara,” ujar Letnan Jenderal Semakaleng Daphney Manamela.
“Kami tidak bisa mencapai tahap itu sementara tersangka lain masih berkeliaran di jalan-jalan dan meneror masyarakat. Hanya masalah waktu sebelum kita membawa mereka ke pengadilan,” tambahnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Oddity Central