Heboh Bjorka, 5 Hacker Ini Mampu Mengguncang Dunia Maya, Bahkan Ada yang Menginspirasi Film
Kompas dunia | 12 September 2022, 16:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ulah Bjorka yang mempublikasikan data pribadi beberapa publik fIgur dan instansi pemerintah Indonesia, membuatnya menjadi hacker yang paling dicari.
Selain meretas Menteri Komunikasi Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, ia juga meretas Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan sejumlah orang lainnya.
Ia juga disebut meretas dokumen rahasia Presiden Joko Widodo dan BIN, meski kemudian hal itu dibantah.
Namun selain Bjorka, ada sejumlah hacker yang aksinya membuat heboh dunia dan dunia maya.
Bahkan ada yang aksinya sampai menjadi inspirasi sebuah film.
Berikut ini, adalah lima hacker yang sempat menghebohkan dunia seperti dilansir dari Kaspersky.com.
1. Kevin Mitnick
Mitnick merupakan salah satu tokoh dalam dunia peretasan Amerika. Ia memulai karirnya sebagai peretas sejak remaja dan pada 1981, Mitnick didakwa mencuri manual komputer perusahaan layanan telepon Pacific Bell.
Pada 1982, ia meretas Komando Pertahanan Amerika Utara (NORAD). Aksinya ini yang kemudian menginspirasi film War Games yang dibintangi Matthew Broderick.
Ia juga meretas jaringan Digital Equipment Corporation (DEC), yang merupakan produsen industri komputer terkemuka saat itu. Sempat ditangkap dan dipenjara, selama pembebasan bersyaratnya Mitnick meretas sistem pesan suara Pacific Bell.
Namun, sepanjang kariernya sebagai hacker, Mitnick tak pernah mengekspolitasi akses dan data yang diperolehnya.
2. Anonymous
Anonymous memulai karir hacker-nya pada 2003 di papan pesan 4chan di forum yang tidak disebutkan namanya. Kelompok ini menunjukkan sedikit organisasi dan secara longgar berfokus pada konsep keadilan sosial.
Contohnya pada 2008, kelompok hacker itu mempermasalahkan Gereja Scientology dan menonaktifkan situas web mereka, sehingga berdampak pada pencarian mereka di Google dan membanjiri mesin faks mereka dengan gambar serba hitam.
Anonymous pun dikenal kerap menggunakan topeng Guy Fawkes sebagai simbol mereka. FBI dan lembaga penegak hukum lainnya telah melacak beberapa anggota kelompok itu yang produktif.
Namun, sangat sulit untuk mengidentifikasi atau menghilangkan Anonymous secara keseluruhan.
3. Adrian Lamo
Adrian Lamo yang berusia 20 tahun pada 2001 menggunakan alat manajemen konten yang tak dilindungi di Yahoo memodifikasi artikel Reuters dan menambahkan kutipan palsu yang dikaitkan dengan mantan Jaksa Agung John Ashcroft.
Lamo sering meretas sistem dan kemudian memberitahu pers dan korbannya. Bahkan ia akan membantu kekacauan untuk meningkatkan keamanan mereka.
Lamo memiliki julukan The Homeless Hacker, karena suka berkeliaran di jalan-jalan hanya dengan ransel dan sering tak memiliki alamat tetap.
4. Albert Gonzalez
Albert Gonzalez yang dijuluki Soupnazi memulai karier hacker-nya sebagai pemimpin kelompok kutu buku komputer bermasalah di sekolah menengahnya di Miami.
Ia kemudian aktif di situs perdagangan kriminal Shadowcrew.com, dan dianggap sebagai salah satu peretas dan moderator terbaiknya. Pada usia 22 tahun, Gonzalez ditangkap di New York karena mencuri data dari jutaan rekening kartu.
Untuk menghindari penjara, ia menjadi informan Dinas Rahasia, yang akhirnya membantu mendakwa puluhan anggota Shadowcrew.com.
Meski begitu, aksi kriminalnya tetap dilakukan dengan mencuri lebih dari 180 juta rekening kartu pembayaran dari sejumlah perusahaan, termasuk OfficeMax, Dave and Buster’s.
Bahkan pada 2005 serangan siber ke TJX, membuatnya mampu mencuri 256 juta dolar AS atau setara Rp3,8 triliun. Pada 2015, Jaksa Federal menyebut korban Gonzalez tak terhingga.
5. Jeason James Ancheta
Jeanson James Ancheta tak tertarik meretas sistem untuk data kartu kredit atau merusak jaringan untuk memberikan keadilan sosial. Sebaliknya, Anchesta penasaran dengan penggunaan bot.
Bot adalah robot berbasis perangkat lunak yang dapat menginfeksi dan pada akhirnya mengendalikan sistem komputer. Dengan menggunakan serangkaian botnet skala besar, Ancheta mampu memasuki lebih dari 400.000 komputer pada 2005.
Ia pun kemudian menyewakan mesin ini kepada perusahaan periklanan dan juga dibayar untuk memasang bot atau ad-ware secara langsung pada sistem tertentu.
Ancheta kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman 57 bulan penjara, dan menjadi pertama kalinya seorang hacker dipenjara karena penggunaan teknologi botnet.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : Kaspersky.com