> >

Sekutu Ukraina Dibayangi Krisis, Istri Zelenskyy: Rakyat Kami juga Hadapi Krisis, Sekaligus Terbunuh

Krisis rusia ukraina | 4 September 2022, 12:11 WIB
Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska saat berjalan keluar dari geduung Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Washington DC, 18 Juli 2022. Pada Minggu (4/9/2022), Zelenska meminta pengertian negara sekutunya atas dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina dan bantuan yang dibutuhkan Kiev. (Sumber: The Associated Press.)

KIEV, KOMPAS.TV - Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska meminta pengertian negara sekutunya atas dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina dan bantuan yang dibutuhkan Kiev. 

Ia mengakui bahwa dampak ekonomi, khususnya meroketnya harga energi, menimbulkan kesulitan bagi rakyat negara sekutu.

Namun, istri Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy itu mengingatkan bahwa pihaknya juga menderita, tidak hanya dari segi ekonomi, melainkan juga mesti menyaksikan korban jiwa berjatuhan.

Hal tersebut disampaikan Zelenska dalam wawancara bersama BBC, Minggu (4/9/2022). Kepada media Inggris Raya itu, ia menyebut jika dukungan untuk Ukraina kuat, krisis juga akan cepat selesai.

Baca Juga: Digencet Krisis dan Inflasi, Buruh Pelabuhan Inggris Raya Mogok Kerja Tuntut Upah Layak

Zelenska menyampaikan ungkapan simpatik kepada warga Inggris Raya yang menghadapi meroketnya harga energi yang sebagian disebabkan perang. Ia juga menyorot dampak perang terhadap harga minyak dan gas dunia.

“Saya paham situasinya sangat sulit. Namun, izinkan saya mengingatkan bahwa ketika epidemi Covid-19, dan itu (wabah Covid-19) masih ada di antara kita, ketika harga-harga naik, Ukraina juga terdampak,” kata Zelenska kepada BBC.

“Harga-harga di Ukraina juga turut naik. Namun, sebagai tambahan, rakyat kami juga pada terbunuh.”

“Jadi, ketika Anda mulai menghitung tiap sen di rekening bank atau di kantong Anda, kami melakukan hal yang sama, sekaligus menghitung korban jiwa,” sambung wanita yang menikahi Zelenskyy pada 2003 tersebut.

Komentar Zelenska itu menanggapi pernyataan Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson ketika mengunjungi Kiev pada Agustus lalu.

Johnson menyebut rumah tangga di seantero Eropa mesti menghadapi krisis biaya hidup sekaligus “tetap setia” bersama Ukraina menghadapi agresi militer Rusia.

Di Inggris Raya, ekonomi diproyeksikan menyusut selama lebih dari setahun. Angka inflasi diprediksi mencapai 13,3 persen tahun ini, memecahkan rekor 42 tahun terkini.

Bank sentral Inggris Raya melaporkan bahwa alasan utama meroketnya inflasi dan rendahnya pertumbuhan ekonomi adalah harga energi yang naik. Kenaikan harga energi disebut digenjot oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Sejak perang meletus, sebagai jawaban atas sanksi Barat, Rusia dituduh menggunakan gas sebagai senjata dengan cara membatasi pasokan ke negara-negara Eropa. Rusia sendiri merupakan salah satu pemasok terbesar di sektor energi global.

Baca Juga: IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU