Bicara dengan Putin, Erdogan Tawarkan Diri Jadi Mediator Perkara Nuklir Zaporizhzhia
Krisis rusia ukraina | 4 September 2022, 11:38 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menawarkan negaranya menjadi pihak yang menjembatani perkara Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia antara Rusia dan Ukraina. Hal tersebut disampaikan Erdogan dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (3/9/2022).
Erdogan merujuk peran Turki dalam kesepakatan ekspor gandum Ukraina sebagai bukti kapasitas Ankara sebagai mediator.
Direktorat Komunikasi dalam pernyataan yang dikutip Antara, Sabtu (3/9) menyatakan bahwa Erdogan dan Putin berbicara mengenai hubungan bilateral Turki-Rusia dan isu-isu regional, terutama mengenai ekspor biji-bijian.
PLTN Zaporizhzhia sendiri adalah fasilitas nuklir yang dikhawatirkan menjadi sumber malapetaka karena pertempuran Rusia-Ukraina. Fasilitas ini merupakan PLTN terbesar di Benua Eropa.
Baca Juga: Walau Normalisasi Hubungan dengan Israel, Erdogan Janji Turki Tetap Dukung Palestina
PLTN Zaporizhzhia direbut pasukan Rusia pada awal-awal invasi bulan Maret lalu. Namun, untuk operasional, Moskow mengizinkan operator Ukraina mengurusnya di bawah pengawasan pasukan Rusia.
Sejak Agustus lalu, kawasan PLTN Zaporizhzhia dan sekitarnya dihantam berbagai serangan yang dikhawatirkan bisa memicu bencana nuklir. Moskow dan Kiev saling menyalahkan atas insiden-insiden tersebut.
PLTN ini berada dekat dengan titik pertempuran. Pasalnya, garnisun Ukraina hanya terletak 10 kilometer darinya di seberang Sungai Dnieper.
Tentang risiko bencana nuklir Zaporizhzhia, pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mengirim misi untuk menginspeksi fasilitas tersebut.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyatakan bahwa kondisi PLTN Zaporizhzhia mengkhawatirkan karena integritasnya secara fiski telah dirusak.
Pada Juli lalu, Turki sendiri memfasilitasi perkara blokade ekspor gandum Ukraina akibat perang. Lewat mediasi Turki dan inisiasi PBB, jutaan ton gandum Ukraina yang sebelumnya tertahan blokade laut Rusia bisa diekspor.
Selain isu Zaporizhzhia, Erdogan dan Putin juga dilaporkan kerja sama proyek PLTN Akkuyu di Mersin, selatan Turki. Proyek kerja sama yang dimulai pada 2010 ini rencananya akan mulai beroperasi pada 2023 mendatang.
Baca Juga: Pengawas Nuklir PBB Turun Tangan Periksa PLTN Zaporizhzhia, Hasilnya Bikin Khawatir
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Antara