Badan Amal Inggris Sarankan Orang Afrika Makan Ulat, Lalat, hingga Belalang untuk Atasi Kelaparan
Kompas dunia | 3 September 2022, 16:03 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Proyek bantuan yang dibiayai Inggris di Zimbabwe dan Republik Demokratik Kongo, mendorong penduduk negara-negara Afrika untuk mengonsumsi lebih banyak serangga kaya nutrisi.
Seperti diwartakan The Guardian pada Jumat (2/9/2022), Catholic Agency for Overseas Development (Cafod), sebuah badan amal yang berbasis di Inggris dan Wales, menghabiskan USD57.000 (sekitar Rp849 juta) di Kongo dan USD346.000 (sekitar Rp5,15 miliar) di Zimbabwe untuk proyek mengatasi bencana kelaparan.
Mereka bermaksud menguji coba diet serangga, sekaligus memperkenalkannya kepada penduduk setempat.
Di Kongo, inisiatif ini mengeksplorasi manfaat memakan ulat Afrika, belalang, dan lalat tentara hitam.
Tercatat sekitar 23 spesies serangga, termasuk rayap dan jangkrik, sudah dikonsumsi di wilayah Kivu Selatan. Namun, penduduk hanya mengonsumsinya secara musiman saat hewan tersebut banyak ditemukan.
Oleh sebab itu, Cafod mendorong penduduk Kongo untuk mulai beternak serangga, dalam skala industri, untuk mengakhiri masalah kelaparan di wilayah mereka.
Baca Juga: Wake Me Up When September Ends, Merayakan Kehilangan bersama Amstrong Greenday dan Meme
Berpindah ke Zimbabwe, badan bantuan lain sedang mencari cara untuk memanfaatkan cacing mopane sebagai bahan bubur yang disajikan di sekolah-sekolah.
The Guardian mencatat, ulat hijau berlendir ini, yang berubah menjadi ngengat kaisar, sudah biasa dipanen untuk dikonsumsi selama musim hujan.
Proyek itu bertujuan untuk mengembangkan bubur yang mengandung serangga, untuk memberi makan anak-anak miskin di kota selatan Gwanda dan ibu kota Zimbabwe, Harare.
Badan tersebut juga menyebut, hidangan ini menggabungkan cacing mopane yang dibudidayakan secara lokal dengan sereal dan buah-buahan, menawarkan semua vitamin dan mineral penting, seperti fosfor, kalium, besi, tembaga, seng, mangan, natrium, serta vitamin B1 dan B2.
Baca Juga: Pria Ini Disengat Lebah 20.000 Kali hingga Menghitam dan Gagal Ginjal, Diyakini akan Pulih Total
Dr. Alberto Fiore, profesor kimia dan teknologi makanan yang memimpin proyek di Zimbabwe, memperkenalkan makanan berbasis serangga hanya tahap pertama dari proyek ini.
Mereka juga akan melakukan uji coba acak untuk melihat, apakah hidangan tersebut berdampak pada kinerja anak-anak di sekolah dan bermanfaat bagi kesehatan mereka.
Kedua proyek di Zimbabwe dan Kongo itu didanai melalui UK Research and Innovation (UKRI), bagian dari Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri.
Seorang juru bicara UKRI mengatakan kepada The Guardian bahwa organisasi itu berharap pendanaan proyek-proyek semacam ini bakal "bermanfaat bagi warga di seluruh dunia terlepas dari status ekonomi mereka," dan mencatat manfaat lingkungan dari mengonsumsi makanan berbasis serangga.
Baca Juga: Rusia Kutuk Serangan Udara Israel ke Suriah, Disebut Bisa Picu Eskalasi Militer Skala Besar
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Guardian