> >

Putin Melayat Jenazah Gorbachev, Tapi Tidak akan Hadir Pada Pemakamannya

Kompas dunia | 2 September 2022, 06:57 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin melayat jenazah Mantan Presiden Uni Soviet Michail Gorbachev di Central Clinical Hospital, Moskow, Rusia, Kamis (1/9/2022). Namun Putin tidak akan hadir pada pemakaman Gorbachev yang dijadwalkan akan dilakukan Sabtu (3/9/2022). (Sumber: The Associated Press.)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin melayat jenazah Mantan Presiden Uni Soviet Michail Gorvachev dan meletakkan bunga di peti matinya, Kamis (1/9/2022). Namun dia tidak akan hadir pada pemakaman Gorbachev yang dijadwalkan akan dilakukan pada Sabtu besok.

Tepat sebelum berangkat untuk kunjungan kerja ke Kaliningrad, Putin menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah rumah sakit di Moskow, tempat jenazah Gorbachev disemayamkan. 

Televisi pemerintah Rusia menunjukkan Putin berjalan ke arah peti mati Gorbachev yang terbuka dan meletakkan buket mawar merah di sebelahnya. Dia berdiri dalam diam selama beberapa saat, menundukkan kepalanya, menyentuh peti mati, membuat tanda salib dan berjalan pergi.

“Sayangnya, jadwal kerja presiden tidak mengizinkannya hadir pada pemakaman hari Sabtu, jadi dia memutuskan untuk melakukannya hari ini (Kamis),” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip dari The Associated Press.

Gorbachev, yang meninggal Selasa lalu pada usia 91 tahun, akan dimakamkan di pemakaman Novodevichy, Moskow, di sebelah makam istrinya, Raisa. Sebelum dimakamkan, akan diadakan upacara perpisahan di Aula Pilar House of the Unions, sebuah rumah ikonik di dekat Kremlin yang pernah menjadi tempat pemakaman kenegaraan sejak zaman Uni Soviet.

Baca Juga: Putin Putuskan Mikhail Gorbachev Tidak Dimakamkan secara Kenegaraan seperti Boris Yeltsin

Kremlin memutuskan untuk tidak melakukan upacara kenegaraan pada pemakaman Gorbachev. Karena jika Kremlin melakukan upacara kenegaraan, maka Putin harus hadir pada pemakaman itu. Selain itu, pemakaman kenegaraan juga mewajibkan Kremlin untuk mengundang para pemimpin negara-negara lain. Hal ini enggan dilakukan Moskow di tengah meningkatnya ketegangan Rusia dengan negara-negara barat karena perang Ukraina.

Keputusan Putin untuk melakukan kunjungan pribadi ke rumah sakit dan tidak menghadiri pemakaman Gorbachev, juga keputusannya untuk tidak melakukan pemakaman kenegaraan, mencerminkan dikotomi Kremlin tentang warisan Gorbachev. Pasalnya Gorbachev dipuji negara-negara Barat karena reformasi yang dilakukan Uni Soviet dan dianggap berjasa karena mengakhiri perang dingin. Sedangkan di dalam negeri, Gorbachev dicerca oleh Rakyat Rusia karena dianggap sebagai biang keladi runtuhnya Uni Soviet tahun 1991 dan menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan.

Namun dalam surat yang berisi ucapan belasungkawa yang dirilis Kremlin pada hari Rabu lalu, Putin memuji Gorbachev sebagai orang yang meninggalkan dampak besar pada jalannya sejarah dunia.

“Dia memimpin negara selama perubahan yang sulit dan dramatis, di tengah kebijakan luar negeri skala besar, tantangan ekonomi dan masyarakat,” kata Putin. “Dia sangat menyadari bahwa reformasi diperlukan dan mencoba menawarkan solusi untuk masalah akut,” ujarnya.

Baca Juga: Putin Diminta Lenyapkan Zelenskyy, Tujuan Utama Operasi Militer Rusia Disebut Akan Berubah

Sergei Markov, seorang analis politik pro-Kremlin, mengamati bahwa keputusan Putin untuk secara pribadi memberikan penghormatan kepada Gorbachev mencerminkan masalah keamanan dan ketidakpopuleran kebijakan Mikhail Gorbachev. “Pada saat yang sama, Putin ingin menunjukkan rasa hormatnya kepada mantan kepala negara,” kata Markov.

Pandangan Kremlin tentang Gorbachev dicerminkan oleh siaran televisi pemerintah. Siaran televisi pemerintah memberi penghormatan kepada Gorbachev sebagai tokoh bersejarah, tetapi menggambarkan reformasi Gorbachev sebagai kebijakan yang tidak direncanakan dengan baik dan menganggapnya bertanggung jawab karena gagal melindungi kepentingan negara dalam dialog dengan Barat.

Kritik itu menggemakan penilaian sebelumnya yang dilakukan oleh Putin, yang menyesali runtuhnya Uni Soviet dan menyebutnya sebagai bencana geopolitik terbesar abad ini.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU