> >

Kelompok Pussy Riot dari Rusia Ditangkap Polisi Swiss Gara-gara Graviti Perang

Kompas dunia | 31 Agustus 2022, 07:51 WIB
Kelompok aktivis Pussy Riot saat pentas di acara Rot Days di Jenewa, Swiss pada Kamis (25/8/2022) (Sumber: Facebook Pussy Riot)

BERN, KOMAPAS.TV - Tiga anggota kelompok aktivis Pussy Riot dari Rusia ditahan oleh polisi kota Koeniz, Swiss, selepas melakukan aksi vandal di jalanan.

Ketiga wanita itu, Maria Alyokhina, Lucy Stein, dan Taso Pletner, diborgol menuju kantor polisi karena menggambar grafiti di tembok dekat jalan.

Seperti diwartakan Russia Today pada Selasa (30/8/2022), polisi mengkonfirmasi "penangkapan sementara tiga warga negara Rusia," tetapi tidak merinci identitas dengan alasan perlindungan data.

Petugas meluncur ke lokasi usai mendapat laporan warga bahwa ada sekelompok orang melakukan aksi vandal. Ketiganya langsung ditangkap dengan barang bukti cat kaleng semprot, yang masih tergenggam saat polisi tiba di lokasi.

Baca Juga: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev Meninggal Dalam Usia 91 Tahun

Pussy Riot melalui laman Facebook mengatakan bahwa mereka berusaha melakukan kampanye anti-perang dengan media mural.

Ketiga warga Rusia itu, berencana menulis kata perang di antara Swiss dan Ukraina, sebagai pengingat bahwa lokasi perang tidak jauh dari negara itu.

 

Sebelumnya mereka mengeklaim sukses melakukan aksi serupa di kota-kota Eropa lainnya. Namun, di Swiss, aksi macam itu berpotensi mendulang hukuman denda hingga deportasi.

Usai interogasi singkat, polisi membebaskan ketiganya pada Selasa dini hari, bahkan mengantar mereka ke hotel. Penegak hukum juga menghubungi pemilik tembok yang berencana mengajukan keluhan atas tindakan para aktivis itu.

Baca Juga: Mikhail Gorbachev Tutup Usia, Tokoh di Balik Kebijakan Glasnost dan Perestroika

Pussy Riot mulai kondang di kancah internasional pada 2012 ketika para anggotanya ditangkap setelah membawakan lagu punk rock bernada provokatif di Gereja Moskow. 

Tiga anggota, termasuk Alyokhina, dijatuhi hukuman dua tahun penjara atas tuduhan "hooliganisme yang dimotivasi oleh kebencian agama."

Pada 2018 lalu, mereka juga membajak pertandingan Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia.

Adapun saat ini kelompok tersebut sedang menjalankan apa yang mereka sebut sebagai "Tur Eropa." 

Baca Juga: Iran Ketahuan Curi Kapal Nir-Awak Milik Amerika Serikat di Teluk Arab, AS Tetap Waspada

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Russia Today


TERBARU