Penikmat Teh Dilaporkan Lebih Sehat dan Dapat Berumur Lebih Panjang, Menurut Penelitian
Kompas dunia | 30 Agustus 2022, 21:38 WIBMARYLAND, KOMPAS.TV - Secangkir teh selalu lebih menenangkan. Menurut sebuah penelitian yang dilaporkan Associated Press, Selasa (30/8/2022), teh dapat menjadi bagian dari diet atau pola makan teratur yang sehat.
Orang yang minum teh, menurut penelitian tersebut, bahkan berpotensi sedikit lebih mungkin untuk hidup lebih lama daripada mereka yang tidak rutin minum teh.
Penelitian itu menyimpulkan, asupan teh yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah di antara mereka yang minum dua cangkir atau lebih per hari, terlepas dari variasi genetik dalam metabolisme kafein.
Temuan ini menunjukkan bahwa teh, bahkan pada tingkat asupan yang lebih tinggi, dapat menjadi bagian dari diet atau pola makan yang sehat.
Teh mengandung zat bermanfaat yang dikenal dapat mengurangi peradangan. Studi sebelumnya di China dan Jepang, di mana teh hijau populer, menyebut teh memiliki banyak manfaat kesehatan.
Studi terbaru bahkan memperluas kabar baik ke minuman favorit Inggris, yaitu teh hitam.
Para ilmuwan dari Institut Kanker Nasional Amerika Serikat meneliti kebiasaan minum teh hampir setengah juta orang dewasa di Inggris, dan kemudian mengikuti mereka selama hingga 14 tahun.
Mereka menyesuaikan faktor risiko seperti kesehatan, sosial ekonomi, merokok, asupan alkohol, diet, usia, ras, dan jenis kelamin.
Asupan teh yang lebih tinggi, dua cangkir atau lebih setiap hari, dikaitkan dengan manfaat sederhana: risiko kematian 9 persen hingga 13 persen lebih rendah akibat penyebab apa pun, bila dibandingkan dengan yang bukan peminum teh.
Suhu teh, atau penambahan susu atau gula, tidak mengubah hasilnya.
Baca Juga: Heboh Terbongkarnya Rahasia Ratu Inggris Puluhan Tahun, Inilah Isi Roti Lapis Kawan Minum Teh Ratu
Studi yang diterbitkan pada Senin (30/8/2022) di Annals of Internal Medicine menemukan hubungan antara pola minum teh rutin dan penurunan kematian akibat penyakit jantung.
Tetapi tidak ada tren yang jelas untuk kematian akibat kanker.
Para peneliti tidak yakin apa yang menjadi alasannya, tetapi ada kemungkinan kematian akibat kanker tidak cukup untuk menunjukkan efek apa pun, kata Maki Inoue-Choi, yang memimpin penelitian.
Berdasarkan pengamatan terhadap kebiasaan dan kesehatan masyarakat, penelitian seperti ini tidak dapat membuktikan sebab-akibat.
"Studi observasional seperti ini selalu menimbulkan pertanyaan: Apakah ada hal lain tentang peminum teh yang membuat mereka lebih sehat?" kata Marion Nestle, seorang profesor studi makanan di Universitas New York.
"Aku suka teh. Enak diminum. Tapi interpretasi yang hati-hati sepertinya ide yang bagus."
Tidak ada cukup bukti untuk menyarankan perubahan kebiasaan minum teh, kata Inoue-Choi.
"Jika Anda sudah minum satu cangkir sehari, saya pikir itu bagus," katanya.
"Dan tolong nikmati secangkir tehmu."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press