Kongo Melaporkan Kasus Ebola Baru yang Terkait dengan Wabah Sebelumnya
Kompas dunia | 24 Agustus 2022, 07:29 WIBBENI, KOMPAS.TV — Sebuah kasus baru virus Ebola telah dikonfirmasi di kota Beni, Kongo. Peristiwa ini diumumkan Kementerian Kesehatan Kongo, Senin (22/8/2022) , yang terkait dengan wabah sebelumnya.
“Pengujian oleh laboratorium di Institut Nasional untuk Penelitian Biomedis di Goma mengkonfirmasi kasus itu adalah jenis Ebola Zaire dan secara genetik terkait dengan wabah ke-10 Kongo di provinsi Ituri dan Kivu Utara dari 2018 hingga 2020 yang menewaskan lebih dari 2.000 orang,” kata kementerian itu seperti dikutip dari The Associated Press.
Kasus ini melibatkan seorang wanita berusia 46 tahun yang dirawat di rumah sakit Beni pada akhir Juli dan meninggal 15 Agustus setelah menderita gejala yang berhubungan dengan Ebola.
Baca Juga: Ghana Konfirmasi 2 Kasus Marburg, Virus Mirip Ebola yang Mematikan, Belum Ada Vaksinnya
“Tim kami di lokasi di Beni telah melakukan penguburan yang bermartabat dan aman dan juga mendekontaminasi rumah sakit tempat pasien tinggal,” kata kementerian itu.
Ada lebih dari 130 kontak berisiko tinggi yang telah diidentifikasi, 71 di antaranya telah terlihat. Yang lainnya masih buron, kata kementerian itu.
"Kami meminta penduduk untuk tenang dan menghormati tindakan higienis," tambah pernyataan kementerian itu.
Kongo telah mencatat 14 wabah Ebola sejak virus itu ditemukan di negara yang dilanda konflik pada tahun 1976. Wabah terakhir dari April hingga Juli terjadi di wilayah lain di provinsi Equateur, yang menewaskan lima orang.
Baca Juga: Kongo Kaji Penarikan Pasukan Perdamaian PBB Usai 36 Orang Tewas, tapi TNI yang Bertugas Dipuji
Ebola menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi.
Namun, gejala awal demam dan nyeri otot mirip dengan penyakit umum lainnya seperti malaria. Selain vaksinasi, sekarang tersedia pengobatan efektif yang jika dilakukan lebih awal, dapat meningkatkan peluang bertahan hidup secara signifikan.
Pengumuman terbaru di Beni ini datang saat wilayah tersebut berada di bawah ancaman berbagai kelompok pemberontak, termasuk pemberontak Pasukan Demokrat Sekutu yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang waktu dalam lebih dari setahun.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press